Bagaimana Teknologi Mengubah Cara Kita Bekerja dan Hidup Sehari-Hari

DEPOKPOS – Teknologi telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari kita, mengubah cara kita bekerja, berkomunikasi, dan bahkan cara kita berpikir. Jika kita melihat kembali satu atau dua dekade lalu, banyak hal yang dulu tampak mustahil kini menjadi hal yang biasa dalam kehidupan kita sehari-hari. Mulai dari pekerjaan yang kini bisa dilakukan di mana saja, kapan saja, hingga cara kita berinteraksi dan mengakses informasi, semuanya telah mengalami perubahan drastis karena kemajuan teknologi.

Salah satu perubahan terbesar yang dibawa oleh teknologi adalah fleksibilitas dalam bekerja. Dulu, konsep bekerja dari rumah atau tempat lain di luar kantor mungkin hanya terbatas pada beberapa profesi tertentu. Namun, dengan adanya internet berkecepatan tinggi dan berbagai perangkat canggih seperti laptop, smartphone, serta aplikasi komunikasi dan kolaborasi seperti Zoom, Slack, dan Google Workspace, bekerja jarak jauh menjadi semakin umum dan bahkan menjadi kebutuhan dalam situasi tertentu, seperti selama pandemi COVID-19.

Menurut sebuah penelitian yang dipublikasikan di **Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK)**, adopsi teknologi digital selama pandemi telah mempercepat transformasi digital di berbagai sektor, mendorong lebih banyak perusahaan untuk mengadopsi model kerja jarak jauh dan memanfaatkan teknologi untuk efisiensi operasional (Widodo, 2021).

Selain itu, teknologi juga telah mengubah cara kita mengakses dan menggunakan informasi. Sebelum era internet, mendapatkan informasi memerlukan upaya yang cukup besar, seperti pergi ke perpustakaan atau membeli buku dan majalah. Sekarang, dengan beberapa kali klik, kita bisa mendapatkan hampir semua informasi yang kita butuhkan melalui mesin pencari seperti Google. Hal ini juga berdampak pada cara kita belajar dan mengembangkan diri.

Platform e-learning seperti Ruangguru, Coursera, dan Khan Academy menyediakan akses ke kursus dan materi pendidikan dari berbagai bidang, memungkinkan siapa saja untuk belajar kapan saja dan di mana saja. Sebuah studi di **Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh (JPTJJ)** menyatakan bahwa teknologi e-learning tidak hanya memperluas akses pendidikan, tetapi juga meningkatkan fleksibilitas pembelajaran yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing individu (Setiawan & Pratama, 2020).

Tidak hanya di ranah pekerjaan dan pendidikan, teknologi juga mengubah cara kita berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain. Dengan adanya media sosial seperti Instagram, Facebook, dan Twitter, komunikasi antar individu menjadi lebih mudah dan cepat.

Teknologi ini juga memungkinkan kita untuk terhubung dengan orang dari seluruh dunia, membentuk komunitas baru, dan membangun jaringan profesional tanpa batasan geografis. Dalam konteks sosial, penggunaan teknologi telah mengubah cara kita menjalin hubungan, dari yang awalnya terbatas pada interaksi tatap muka menjadi hubungan yang bisa dipelihara secara virtual.

Menurut Jurnal Komunikasi Indonesia, media sosial telah menjadi platform penting untuk membangun identitas sosial dan memfasilitasi interaksi lintas budaya yang semakin meningkat dalam masyarakat global (Rahmawati & Hidayat, 2019).

Namun, meskipun banyak manfaat yang ditawarkan teknologi, kita juga harus waspada terhadap dampak negatif yang mungkin ditimbulkan, seperti kecanduan digital, kurangnya interaksi sosial secara langsung, dan ancaman terhadap privasi. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk bijak dalam menggunakan teknologi dan memastikan bahwa kita tetap menjaga keseimbangan antara kehidupan digital dan kehidupan nyata.

Teknologi telah mengubah hampir setiap aspek kehidupan kita, mulai dari cara kita bekerja, belajar, hingga berinteraksi satu sama lain. Meski membawa banyak manfaat, kita harus tetap sadar akan dampak-dampak negatifnya dan menggunakannya dengan bijak. Teknologi adalah alat yang bisa sangat bermanfaat jika digunakan dengan cara yang tepat, dan memahami bagaimana memanfaatkannya dengan baik adalah kunci untuk mencapai kesuksesan di era digital ini.

Oleh : Rumaysha Zaizifa – Mahasiswa STEI SEBI

Pos terkait