KABARTODAY,JAKARTA – Upaya masyarakat Pulau Rempang, Batam menolak direlokasi dari wilayah mereka mendapatkan sokongan sejumlah pihak. Ribuan warga terancam digusur gara-gara Proyek Strategis Nasional atau PSN Rempang Eco-City yang dicanangkan pemerintah itu. Pada Kamis, 7 September lalu, masyarakat bentrok dengan aparat demi mempertahankan lahan mereka.
Berikut sejumlah dukungan dari beberapa pihak untuk masyarakat Pulau Rempang.
1. Masyarakat Melayu Jambi
Sebagai bentuk dukungan untuk masyarakat Pulau Rempang, ratusan masyarakat Melayu Jambi menggelar aksi unjuk rasa pada Jumat, 15 September 2023. Aksi solidaritas tersebut dilakukan di Bundaran Tugu Keris Siginjai, Kota Baru, Jambi. Mereka menolak rencana relokasi terhadap masyarakat Pulau Rempang terkait PSN Rempang Eco City itu.
Para tokoh adat, pemuka agama dan aktivis secara bergantian melakukan orasi. Salah satu koordinator aksi, Hafizi Alatas mengatakan, PSN Rempang Eco City dapat mengancam ruang hidup masyarakat di Pulau Rempang dan Galang. Mereka yang tergabung dalam Masyarakat Melayu Jambi tersebut meminta pemerintah meninjau ulang proyek ini.
2. Panglima Sakti Suku Dayak dan masyarakat Melayu Kalimantan Barat
Dukungan moral untuk masyarakat Pulau Rempang juga datang dari Panglima Sakti suku Dayak di Kalimantan Barat, Panglima Pajaji. Melalui unggahan video di akun Facebook-nya pada Senin, 11 September 2023, dia mengatakan akan datang ke Pulau Rempang untuk membantu warga. Pihaknya juga memberikan dukungan untuk masyarakat Rempang-Galang yang tengah memperjuangkan tanah leluhur dan mempertahankan hak mereka.
Selain itu, di hari yang sama, sejumlah Pengurus Wilayah Persatuan Forum Komunikasi Pemuda Melayu (DPW PFKPM) Kalimantan Barat turut menggelar protes ihwal kebijakan penggusuran 16 kampung di Pulau Rempang, Batam. Massa aksi menyinggung terkait dugaan kekerasan yang terjadi saat bentrok pada 7 September. Aksi dihelat di perempatan lalu lintas Jalan Veteran dan Gajah Mada, Pontianak. Massa memasang banner di berbagai lalu lintas.
3. Ustad Abdul Somad
Ustad Abdul Somad alias UAS juga memberikan dukungan untuk masyarakat Pulau Rempang. Dukungan itu disampaikan UAS lewat unggahan di akun Instagram-nya pada Senin, 11 September 2023. Pihaknya meminta kepada masyarakat Melayu serantau yang memiliki jabatan agar bersuara menyikapi kasus penggusuran masyarakat adat di Pulau Rempang tersebut.
“Tokoh Masyarakat Melayu Serantau. Yang ada jabatan, tolong dengan kuasa. Yang sanggup berteriak, tolong dengan suara,” tulis UAS.
4. Solidaritas Rempang Galang Medan
Masyarakat Medan yang menamakan diri Solidaritas Rempang Galang menggelar aksi unjuk rasa untuk mendukung masyarakat Pulau Galang. Aksi digelar di Taman Makam Pahlawan Bukit Barisan Medan, pada Jumat, 15 September 2023. Mereka mengecam tindakan represif, intimidasi, dan kekerasan yang dilakukan oleh aparat gabungan terhadap masyarakat Pulau Rempang dan Galang. Tindakan itu disebut melanggar HAM dan mengabaikan hak-hak adat terutama hak tanah adat Melayu.
5. Masyarakat Kepulauan Meranti
Dukungan untuk masyarakat Pulau Rempang juga datang dari masyarakat Kepulauan Meranti. Mereka menanam diri sebagai Aliansi Masyarakat Kepulauan Meranti Peduli Rempang dan Galang. Aliansi tersebut menyatakan sikap sangat menyesalkan terjadinya permasalahan yang dihadapi terhadap rencana relokasi masyarakat Melayu di Pulau Rempang-Galang.
“Tujuan kita hanya satu yakni mengungkapkan kepedulian sebagai bagian dari rekan serumpun, satu negara dan setanah air,” kata Koordinator Lapangan Aliansi Masyarakat Kepulauan Meranti Peduli Rempang dan Galang, Hendrizal di Gedung Lembaga Adat Melayu Riau atau LAMR Kepulauan Meranti, Senin, 11 September 2023.
6. PBNU
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya mengatakan bahwa meskipun ada kesadaran bahwa investasi diperlukan oleh negara, investasi harus benar-benar digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat, terutama masyarakat di daerah tempat investasi dilakukan.
“Seperti kasus Rempang ini, ada investasi yang ditempatkan di sana dan timbul masalah dengan masyarakat di lingkungan setempat,” kata Yahya dalam konferensi pers mengenai isu-isu mutakhir yang diadakan di kantor PBNU di Jakarta, Jumat, 15 September 2023. Dia menegaskan bahwa masyarakat tidak boleh menjadi korban.
7. PP Muhammadiyah
PP Muhammadiyah menuding pemerintahan Presiden Jokowi gagal melaksanakan mandat konstitusi dengan menggusur masyarakat yang telah berada di sana jauh sebelum Indonesia merdeka.
Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) & Majelis Hukum dan HAM (MHH) PP Muhammadiyah dalam keterangan tertulisnya menyebutkan bahwa masyarakat telah menempati pulau itu sejak 1834, jauh sebelum Indonesia merdeka pada 1945. Karena itu, mereka mengkritik pernyataan Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam), Mahfud MD, yang menyatakan bahwa wilayah tersebut belum pernah digarap.
8. Relawan BroNies
Penyelenggaraan pemilu dan Pilkada dengan banyak relawan yang terbentuk memberi warna tersendiri bagi dunia politik Indonesia. Semua membentuk organisasi relawan untuk mendukung calon-calon untuk mengusung CaPresnya yang dirasa kompeten untuk memimpin Indonesia di 2024 akan datang. Namun hal tersebut ternyata tidak menjadikan salah satu fokus utama dalam mengisi kemerdekaan, adalah Relawan BroNies atau dikenal dengan Brother Anies yang konsist dengan memilih Anies sebagai CaPresnya namun tidak menutup nuraninya melihat kondisi sosial dimasyarakat Indonesia. Dengan Yusuf Blegur sebagai Ketua umum dan Guntur Siregar SekJen pun ikut menyuarakan tragedy yang terjadi di Kep. Rempang dan Galang. Berempati dengan keadaan masyarakat di Rempang dan Galang dibuatlah syair politik mengenai masyarakat Rempag dan Galang.
Rempang dan Hidup Mati Melawan Oligarki
Oleh Yusuf Blegur
Investasi tak harus menggusur wajah pribumi
Oligarki tak boleh dibiarkan menghancurkan NKRI
Rempang seperti ditantang
Rempang seperti diserang
Rempang seperti diguncang
Rempang seperti diganyang
Rempang bukan sekedar hak atas tanah adat
Rempang bukan sekedar wilayah yang berdaulat
Rempang bukan sekedar rakyat yang menggugat
Rempang bukan sekedar warga negara yang menghadapi keparat
Rempang tentang membedah Indonesia berdasar cita-cita proklamasi
Rempang tentang menyelami suasana batin dan keinginan pendiri negeri
Rempang tentang memahami Panca Sila, UUD 1945 dan NKRI
Rempang tentang kejujuran merasakan tujuan negara bangsa yang hakiki
Rempang telah menjadi permainan konspirasi jahat
Rempang telah menjadi simbol pertarungan yang lemah dan kuat
Rempang telah menghadap-hadapkan rakyat dengan aparat
Rempang telah mempertontonkan benturan pejuang maslahat dan penggila mudharat
Rempang telah berubah menjadi panggung kekuasaan dan kenikmatan oligarki
Rempang telah berubah menjadi kuburan massal nurani
Rempang telah berubah menjadi suara kebenaran dan keadilan yang takut bersembunyi
Rempang sesungguhnya telah menjadi kematian yang sepi dan kehidupan yang mewujud tragedi
Bersuara dalam sunyi, bergerak dalam diam dan beraksi dengan jiwa.[] Atma