“Taktik ini merupakan kejahatan perang, sama halnya dengan menggunakan kelaparan sebagai senjata perang,” kata HRW.
GAZA, PALESTINA – Bombardir Israel terhadap Gaza telah menewaskan empat staf ICRC di wilayah tersebut, menurut juru bicara badan amal tersebut.
Seorang perwakilan dari Rumah Sakit al-Shifa di Kota Gaza pada hari Rabu mengatakan bahwa pihak Israel telah menargetkan petugas pertolongan pertama yang membantu warga sipil, dan meminta bantuan komunitas global.
“Kami menderita… dan dunia tidak bergerak sedikit pun. Ini adalah SOS untuk seluruh dunia… Anda harus membantu kami,” katanya kepada wartawan setelah diumumkan bahwa satu-satunya pembangkit listrik di Gaza telah kehabisan bahan bakar.
Sementara itu, Human Rights Watch, sebuah organisasi hak asasi manusia global, mengatakan pemerintah Israel, penguasa pendudukan atas Gaza, berdasarkan hukum internasional harus memastikan bahwa kebutuhan dasar penduduk terpenuhi.
“Sebaliknya, mereka sejak tahun 2007 menjadikan Gaza sebagai ‘penjara terbuka’, menerapkan pembatasan besar-besaran terhadap pergerakan orang dan barang. Setelah serangan akhir pekan, pihak berwenang kini semakin menutup tembok penjara tersebut,” katanya.
“Taktik ini merupakan kejahatan perang, sama halnya dengan menggunakan kelaparan sebagai senjata perang,” kata HRW.
Pada hari Kamis, Menteri Energi Israel Israel Katz menegaskan bahwa Israel tidak akan mengizinkan sumber daya dasar atau bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza.
“Bantuan kemanusiaan ke Gaza? Saklar listrik tidak akan dinyalakan, keran air tidak akan dibuka, dan truk bahan bakar tidak akan masuk sampai para korban penculikan Israel dipulangkan,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Sekitar 150 warga Israel, orang asing dan berkewarganegaraan ganda dibawa ke Jalur Gaza oleh pejuang Hamas sebagai bagian dari serangan hari Sabtu yang menewaskan lebih dari 1.200 orang di Israel, menurut para pejabat Israel.
Israel pada gilirannya melancarkan kampanye udara tanpa henti di Gaza, sejauh ini menewaskan lebih dari 1.200 orang, kata pejabat kesehatan Palestina.