“Stunting Gate”, Fraksi Gerindra Depok Siap Kawal Hingga Tuntas

Turiman menduga telah terjadi dugaan penyelewengan anggaran PMT stunting

DEPOK – Terkait heboh paket makanan untuk penanganan stunting pada program pemberian makanan tambahan (PMT) Lokal, Komisi D DPRD Kota Depok menjadwalkan pemanggilan Kepala Dinas Kesehatan Mary Liziawati pada Jumat (17/11).

Hal tersebut ditegaskan anggota DPRD Kota Depok, Turiman, usai agenda reses di lingkungan RT 01/02, Abadijaya, Sukmajaya, Kota Depok.

Bacaan Lainnya

Anggota DPRD Kota Depok dari Fraksi tersebut mengaku siap mengawal dugaan kasus dana PMT Stunting senilai 4, 9 Miliar di Kota Depok .

Turiman menduga telah terjadi dugaan penyelewengan anggaran PMT stunting ini karena nilai makanan menu stunting yang diberikan kepada keluarga bayi stunting, nilainya sekitar Rp18.000 per paket.

Namun kata Turiman , diduga kuat dipotong hingga menjadi hanya senilai Rp 3.000. artinya potongannya fingga 15.000.

“Agendanya Jumat bakal kita panggil dinas Kesehatan dan pihak vendor, rekan-rekan wartawan silahkan ikut hadir dan mengawal kasus ini hingga tuntas,” kata Turiman.

Turiman mengungkapkan bahwa Partai Gerindra tak main-main dengan temuan kasus ini. Pihaknya juga tak menampik akan merekomendasikan hasil temuan ini ke ranah hukum jika terbukti di temukan adanya pelanggaran.

Sebelumnya, viral di media sosial, kisah seorang ibu di Kota Depok yang kecewa saat mengikuti program pemberian makanan tambahan (PMT) untuk ibu hamil dan pencegahan stunting selama 28 hari.

Dalam cerita sang ibu, ia datang ke Posyandu di kawasan Gandul, Cinere, Kota Depok pukul 09.30 namun sampai jam 11.00 siang tidak mendapat materi apa-apa dari kader.

Sang ibu mengaku hanya ditimbang dan diukur tinggi badan lalu diberi makanan tambahan hanya berupa 3 potong nuget di dalam toples plastik.

Kisah kekecewaan sang ibu hamil ini diungggah akun Instagranm @depok23jam, Rabu (15/11/2023).

“Saya salah satu orang tua yang ikut program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk ibu hamil dan pencegahan stunting selama 28 hari,” kata sang ibu.

“Hari pertama, saya datang dari jam 9:30 pagi, nunggu sampai jam 11 siang baru selesai, gak ada materi apa-apa dari kader. Datang hanya untuk nimbang, sama ukur TB. Selanjutnya, duduk bengong nungguin makanan tambahan,” ujarnya.

Bahkan kata sang ibu tidak ada air mineral yang diberikan kepadanya saat menunggu.

“Tidak ada air minum yang disediakan selama nunggu di situ. Kagetnya, pas makanan datang cuma 3 biji nugget di dalam toples,” katanya.

Kekagetan sang ibu bukan hanya disitu saja. Ia juga diminta mengembalikan toples plastik untuk isi ulang nuget keesokan harinya.

Pos terkait