Film ini adalah film yang mengisahkan tentang sudut pandang tiga anak Narendra (Dhony Dhamara) : Angkasa (Rio Dewanto) sebagai putra sulung yang bertugas menjaga dan menjadi sandaran bagi adik-adiknya. Ia merupakan cerminan kakak laki-laki ideal yang di dambakan oleh sang adik. Angkasa bekerja sebagai Event Organizer. Kekasih nya yang bernama lika (Agla Artalidia) selalu menjadi Support System bagi angkasa. Semantara itu, Aurora (Sheila Dara Aisha) merupakan putri tengah yang diam-diam menyimpan luka. Dia adalah seorang seniman penyendiri, berbakat dan sosok yang paling tegar di antara saudara-saudaranya yang lain. Ada pula Awan (Rachel Amanda) putri bungsu keluarga Narendra, dia merupakan pemilik perhatian besar dalam keluarganya. Awan yang mengeluti dunia arsitrktur itu jatuh hati pada manager band idolanya, Kale (Ardito Pramono).
Selain ketiga bersaudara itu, peran kedua orang tua mereka juga memberi warna tersendiri dalam film tersebut, sang ayah merupakan pegawai kantoran yang memiliki jabatan berpengaruh. Ia berusaha sebisa mungkin menjadi suami yang baik, juga menjadi ayah sebagai tameng dan pelindung keluarganya. Semantara itu, Ibu (Susan Bachtiyar) adalah sosok yang lembut namun cenderung pasif, yang menyimpan sebuah kesedihan mendalam selama bertahun-tahun.
Mereka terlihat sebagai keluarga yang baik-baik saja . Tetapi nyatanya keluarga tersebut mempunyai trauma yang di tutupi oleh sang ayah demi membuat para anggota keluarga bahagia.
Awan bekerja di sebuah perusahaan konstruksi. Suatu hari, ia mengalami kesalahan dan membuat dirinya di pecat, di tengah masa terpuruknya Ketika ia di pecat, Awan bertemu dengan laki-laki eksentrik bernama kale, dia dapat memberikan warna baru di hidup awan dengan pengalaman hidup, jatuh, bangun, hilang dan semua rasa takut manusia pada ummumnya.
Setelah bertemu dengan kale, membuat hidup dan prilakunya berubah. Hal tersebutlah yang membuat ayahnya selalu marah, hingga akhirnya Angkasa, Awan, dan Aurora memberontak akan tuntutan dari ayahnya, karena hal itulah yang membuat terungkapnya rahasia dan trauma besar yang selama ini di simpan oleh keluarga mereka.
Film tersebut adalah Film Drama indonesia tahun 2020 yang nyaris sempurna di awal tahun, juga memiliki tingkat sentimental, heartfelt, dan emotional yang pas bagi para penonton, hingga kini film tersebut menjadi film Indonesia terbaik sepanjang tahun 2020 dan mendukuki peringkat ke – 2 film Indonesia terlaris di tahun 2020.
Secara keseluruhan kisah di dalam film tersebut, cukup baik sebagai film keluarga. Konflik yang di angkat terasa sangat dekat dengan kondisi keluarga yang ada di Indonesia. Juga memiki alur yang maju mundur dan beberapa adegan flash back (kilas balik) yang memperlihatkan asal muasal konflik dan rahasia dalam keluarga mereka.
Dari film ini kita dapat mengutip beberapa percakapan quotable yang berhasil membuat kita tersentuh dalam mendapatkan pelajaran hidup. satu dialog yang menjadi sorotan adalah “Gimana caranya bahagia, Kalau sedih aja gatau rasanya kaya apa ?”. Dari kata – kata itu, Bisa kita simpulkan bahwa sejatinya manusia berhak untuk merasakan berbagai emosi, termasuk kesedihan.
Dan pada hakikatnya, setiap orang pasti memiliki sebuah keluarga, terlepasa dari berbagai macam bentuk dan komponen anggotanya. Namanya sebuah keluarga pasti memiliki konflik dan ceritanya masing-masing.
Jika Orang Tua selalu memaksakan kehendaknya kepada anak, maka kebanyakan yang terjadi pada anak adalah dua hal ini : -Pertama anak akan stres dan membenci hal (yang dipaksakan) itu. -Kedua anak akan berhasil, tetapi ia membenci orang tuanya.
Jadi pesan moral yang dapat kita ambil dari film tersebut adalah : Berhati-hatilah dalam mendidik anak, dan bijaklah manjadi kedua Orang Tua. Karena Orang Tualah yang mencerminkan segala sesuatu kepada anaknya. [Nur’azizah Adillah/SEBI]



