UI Kenalkan Inovasi Beton Ramah Lingkungan dari Cangkang Kelapa Sawit

DEPOK – Tim Peneliti Universitas Indonesia (UI) dari Fakultas Teknik (FT) memperkenalkan produk inovasi beton ramah lingkungan berbasis daur ulang cangkang sawit bernama PalmCrete®. Produk ini pertama kali diperkenalkan dalam acara Semarak Usaha Kecil Mikro dan Koperasi (UKMK) Sawit 2024 yang diselenggarakan oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), pada 1–3 Agustus 2024, di Makassar Sulawesi Selatan (Sulsel). Dalam kesempatan itu, Ketua Tim Peneliti, Dr. Ir. Sotya Astutiningsih, M.Eng. memaparkan produk penelitian yang didanai oleh Grant Riset Sawit pada 2021.

Dr. Sotya bersama anggota tim—yakni Dr. Dipl.-Ing. Nuraziz Handika, S.T., M.T., M.Sc.; Dr. Bastian O. B. Sentosa, S.T., M.T., M.Rech.; Dr. Arian Dhini, S.T., M.T.; Dr. Eng. Mochamad Adhiraga Pratama, S.T., M.T.,; dan Dwica Wulandari, S.T., M.T., M.Sc.—mengkaji penggunaan cangkang kelapa sawit sebagai pengganti agregat alam pada beton. Pemilihan bahan ini didasarkan dari sudut pandang performa beton, sisi lingkungan, dan kajian tekno-ekonomi.

Bacaan Lainnya

Menurutnya, kelapa sawit merupakan pohon yang hampir seluruh bagiannya dapat dimanfaatkan, salah satunya adalah cangkang dari buah. Setelah isi buahnya diambil untuk menghasilkan minyak, tersisa bahan cangkang (palm kernel shell). Cangkang sawit dapat dikategorikan sebagai material berbasis kayu dengan kekerasan tinggi sebesar 26,9 skala kekerasan. Jika diukur dengan metode Vickers, kekerasan cangkang sawit mendekati kekerasan logam emas murni.

Selain kekerasan yang tinggi, cangkang sawit mengandung bio-oil yang bersifat mengawetkan, sehingga tidak dimakan oleh rayap. Oleh karena itu, pada penelitian ini, tim peneliti memanfaatkan cangkang sawit sebagai substitusi agregat untuk beton dan menghasilkan produk yang dinamakan PalmCrete®. PalmCrete® memiliki berat jenis sekitar 1850–1900 kg/m³ dan kekuatan rata-rata sebesar 19,1 MPa. Kekuatan ini setara dengan beton biasa yang dapat dipakai pada struktur bangunan sederhana, seperti tempat tinggal.

“PalmCrete® berperilaku seperti beton normal pada pembebanan lentur empat titik dan menunjukkan sifat keuletan yang lebih tinggi dari beton biasa pada pembebanan semi siklik. Hal ini mengindikasikan beton ini lebih tahan terhadap beban gempa. PalmCrete® juga memiliki sifat pervious (lolos air), sehingga berpotensi untuk diaplikasikan sebagai paving block dengan pengaliran air,” ujar Dr. Sotya.

Atas inovasi ini, Dekan FTUI, Prof. Dr. Ir. Heri Hermansyah, S.T., M.Eng., IPU, berpendapat bahwa “Berbagai produk yang dihasilkan dari kelapa sawit dan turunannya dapat diproduksi oleh UKMK sebagai salah satu sarana dalam mengampanyekan kebaikan sawit. Partisipasi Dr. Sotya pada Semarak UKMK merupakan wujud komitmen FTUI untuk berbagi pengetahuan dan memperluas jaringan dengan para pelaku usaha kelapa sawit di Indonesia. Semoga ke depannya UKMK Kelapa Sawit di Indonesia semakin berdaya saing dan mampu memberikan kontribusi yang lebih besar bagi perekonomian nasional.”

Kegiatan Semarak UKMK Sawit 2024 bertema “UKMK Sawit yang berjaya di Indonesia” dihadiri oleh Direktur Perencanaan dan Pengelolaan Dana BPDPKS, Kabul Wijayanto; Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Propinsi Sulsel, Andi Sukri Mattinetta; Kepala Bidang Pelaksanaan Anggaran II KANWIL DJPB Sulsel, Wahyu Harmono; Wakapolda Sulsel, Brigjen Pol. Nasri Sulaeman; Inspektur Kodam (Irdam) XIV/Hasanuddin, Brigjen TNI Dwi Endrosasongko dan para tamu lainnya. Kegiatan ini diikuti oleh pelaku industri, akademisi, dan masyarakat umum yang berkesempatan melihat langsung inovasi dan perkembangan terbaru dalam industri kelapa sawit.

Pos terkait