7 Tips Memulai Urban Farming Untuk Pemula

DEPOKPOS – Memulai urban farming atau pertanian perkotaan bisa menjadi cara cermat untuk mendapatkan sayuran dan buah-buahan yang sehat dan segar dari rumah anda, dengan menerapkan urban farming, ternyata dapat menciptakan beberapa manfaat untuk anda dan orang lain.

Dari segi lingkungan, urban farming dapat mengurangi polusi udara dan menghasilkan oksigen tentunya, serta menciptakan lingkungan yang lebih hijau dan sehat, sedangkan manfaat urban farming untuk anda yaitu anda bisa memiliki akses langsung makanan segar yang bersih, sehat, dan bergisi yang tentunya hemat biaya.

Berikut 7 tips memulai urban farming untuk pemula :

Tentukan Lokasi Yang Tepat
Tentukan area yang tepat untuk melakukan urban farming, pastikan area yang anda pilih mendapatkan setidaknya 4-6 jam sinar matahari langsung setiap hari karena tanaman memerlukan cahaya matahari untuk berfotosintesis agar tumbuh secara optimal, pastikan juga area yang anda pilih memiliki akses air yang mudah untuk melakukan penyiraman secara rutin.

Menyiapkan Media Tanam
Siapkan pot atau wadah dengan ukuran yang sesuai dengan kebutuhan anda, selanjutnya siapkan juga media tanam yang cocok, seperti tanah kebun, cocopeat, sekam bakar, atau media tanam instan yang dijual di toko pertanian.

Memilih Jenis Tanaman
Bagi pemula urban farming, pemilihan tanaman yang mudah tumbuh dan memerlukan perawatan yang minimal adalah kunci sukses. Tanaman seperti selada, bayam dan kangkung sangat cocok karena mereka cepat tumbuh dan tidak memerlukan bayak ruang. Selain itu, tanaman herba seperti kemangi dan mint sangat ideal, karena dapat tumbuh pada pot yang kecil serta mudah dirawat.

Penanaman Benih
Gunakan pot kecil atau tray benih dengan lubang drainase yang baik, dan isi dengan campuran tanah yang subur dan lembab, tanam benih sesuai kedalaman yang dianjurkan pada kemasan, biasanya sekitar 1-2 kali diameter benih, dan tutup ringan dengan tanah, letakkan pot di tempat yang mendapatkan cukup sinar matahari, dan jaga kelembaban tanah dengan penyiraman ringan secara teratur, pastikan tidak terlalu basah untuk mencegah pembusukan, setelah bibit tumbuh dan memiliki beberapa daun sejati, pindahkan ke wadah yang lebih besar atau area tanam yang permanen dengan hati-hati agar tidak merusak akar.

Penyiraman Dan Pemupukan
Bagi pemula dalam urban farming, penyiraman dan pemupukan yang tepat sangat penting untuk keberhasilan tanaman. Siram tanaman secara teratur, pastikan tanah tetap lembab tetapi tidak terlalu basah untuk menghindari akar busuk, frekuensi penyiraman bisa berbeda tergantung jenis tanaman dan kondisi cuaca, tetapi umumnya penyiraman dilakukan 1-2 kali sehari pada pagi atau sore hari. Gunakan air yang bersih dan hindari penyiraman di tengah hari yang panas untuk mencegah penguapan berlebih. Untuk pemupukan, gunakan pupuk organik seperti kompos atau pupuk cair organik setiap 2-4 minggu sekali, sesuai petunjuk pada kemasan pupuk. Pupuk cair bisa dicampur dengan air dan disiramkan ke tanaman, sementara kompos bisa ditambahkan di permukaan tanah di sekitar tanaman. Pastikan tidak memberi pupuk berlebihan karena bisa merusak tanaman, dan selalu ikuti dosis yang dianjurkan.

Pemanenan
Untuk pemula dalam urban farming, pemanenan yang tepat adalah kunci untuk memastikan tanamn tumbuh dengan baik dan memberikan hasil yang maksimal. Ketika memanen, pastikan untuk memilih waktu yang tepat sesuai dengan jenis tanaman yang anda tanam, misalnya, pemanenan sayuran selada yaitu ketika daunnya masih muda dan lembut. Gunakan ala tajam dan bersih untuk memotong tanaman.

Evaluasi Dan Penyesuaian
anaman, hindari merusak bagian tanaman yang masih tumbuh dan jaga kebersihan dengan mencuci sayuran sebelum dikonsumsi. Simpan hasil panen dengan baik yaitu dengan memasukkan nya kedalam almari es untuk memperpanjang umur simpan.

Bagi pemula dalam urban farming, evaluasi dan penyesuaian rutin menjadi kunci untuk meningkatkan hasil panen dan memperbaiki kesalahan. Lakukan pemantauan teratur terhadap kondisi tanaman, termasuk pertumbuhan, warna daun, dan tanda-tanda penyakit atau hama. Catat catatan mengenai perubahan yang Anda lihat dan hasil panen yang didapatkan. Berdasarkan evaluasi tersebut, identifikasi masalah yang mungkin terjadi seperti kekurangan air, kelebihan pupuk, atau serangan hama. Selanjutnya, lakukan penyesuaian seperti peningkatan frekuensi penyiraman, penggunaan pupuk yang tepat, atau pengendalian hama dengan metode alami. Teruslah belajar dari pengalaman Anda sendiri dan jangan ragu untuk mencari bantuan dari komunitas urban farming atau sumber daya online untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik pertanian Anda. Dengan konsistensi dalam evaluasi dan penyesuaian, Anda akan dapat meningkatkan keberhasilan dan keberlanjutan urban farming Anda.

Nuansa Bening Cahaya Nurani

Pos terkait