Kabartoday, AMBON – Perkelahian pemuda terjadi antara Desa Wakarleli dan Desa Patti, Kecamatan Moa Lakor di Kabupaten Maluku Barat Daya.
Lokasi bentrok terjadi tepat di kawasan perbatasan kedua desa tetangga ini. Bentrok terjadi Kamis (30/10/2025) sekira pukul 09.30 WIT. Tidak diketahui apa penyebab hingga pemuda kedua desa ini terlibat adu otot.
Karena besarnya eskalasi bentrok pemuda kedua desa ini, Polres Maluku Barat Daya harus kerahkan ratusan personil termasuk satu Kompi PHH Brimob untuk meredam situasi.
Operator 110
Bentrok pemuda ini diketahui polisi ketika petugas operator 110 Polres MBD menerima laporan masyarakat adanya perkelahian antara Pemuda Desa Wakarleli dan Pemuda Desa Patti Kecamatan Moa Lakor tepatnya di perbatasan kedua Desa.

Mendapat laporan masyarakat, petugas perator 110 langsung melaporkan kejadian tersebut kepada Perwira Siaga (Pa Siaga) Polres MBD.
Informasi bentrok ini dilanjutkan Pa Siaga ke Perwira Samapta (Pamapta) SPKT Polres MBD yang bertugas saat itu. Pa Siaga juga memerintahkan Pamapta untuk segera mengumpulkan piket-piket fungsi untuk diterjunkan ke TKP bentrok.
Dalam waktu singkat semua piket fungsi berkumpul dan langsung diberi APP (Acara Pengarahan Pimpinan) untuk cara bertindak di lapangan. Selesai APP, Pamapta langsung memimpin personil piket fungsi turun ke lokasi kejadian.
Setelah tiba di TKP Pamapta dan piket-piket fungsi langsung melakukan tindakan kepolisian berupa pengamanan dan penanganan kejadian. Namun personil yang turun ini tidak dapat mengendalikan situasi. Eskalasi bentrok makin naik.
Situasi yang tidak baik-baik saja ini dilaporkan Pamapta ke Pa Siaga bahwa situasi belum berhasil dikendalikan. Pamapta juga meminta bantuan penambahan personil untuk memperkuat lapangan.
Kemudian Pa Siaga melaporkan kejadian tersebut kepada Kabag Ops Polres MBD AKP Julkisno Kaisupy terkait massa yang tidak dapat dikendalikan.
Dalmas Awal
Selanjutnya Kabag Ops melaporkan situasi tersebut kepada Kapolres MBD AKBP Budhi Suriawardhana. Untuk mengendalikan situasi, Kapolres langsung memerintahkan Kabag Ops untuk menurunkan pasukan Dalmas (Pengendalian Massa) awal.
Kabag Ops kemudian berkoordinasi dengan Kasat Samapta untuk menyiapkan Peleton (Ton) Dalmas awal. Kasat Samapta segera memerintahkan KBO (Kepala Urusan Pembinaan Operasi) Sat Samapta menyiapkan 1 peleton Dalmas awal. Ton Dalmas awal ini langsung diberi APP cara bertindak di lapangan dan segera diterjunkan ke TKP dipimpin KBO Sat Samapta.
Setiba di TKP, pasukan Ton Dalmas Awal ini langsung melakukan tindakan kepolisian berupa pengamanan dan penanganan. Personil Ton Dalmas Awal menghimbau kepada massa pemuda kedua desa agar menghentikan pertikaian. Petugas juga meminta agar para pemuda kembali ke rumah masing-masing.
Namun para pemuda yang terlibat bentrok ini tidak menghiraukan himbauan polisi. Bahkan eskalasi makin panas. Kehadiran Ton Dalmas Awal ini juga tidak mampu meredam situasi.
Dalmas Lanjutan
Selanjutnya KBO Sat Samapta melaporkan situasi tersebut kepada Kasat Samapta bahwa Ton Dalmas Awal tidak dapat mengendalikan situasi dan meminta bantuan tambahan personil Ton Dalmas Lanjutan ke TKP.
Kemudian Kasat Samapta melaporkan kepada Kabag Ops bahwa Ton Dalmas Awal tidak dapat mengendalikan situasi dan meminta bantuan penambahan personel Dalmas Lanjutan ke TKP.
Selanjutnya Kabag Ops melaporkan situasi tersebut kepada Kapolres MBD bahwa Ton Dalmas Awal tidak dapat mengendalikan situasi dan meminta tambahan personil Dalmas Lanjutan.
Mendapat laporan ini, Kapolres MBD langsung memerintahkan Kabag Ops untuk menurunkan Ton Dalmas Lanjutan ke TKP.
Mendapat perintah Kapolres, Kabag Ops langsung memerintahkan Kasat Samapta menyiapkan Personel Ton Dalmas Lanjutan.
Kasat samapta segera menyiapkan Ton Dalmas Lanjutan dan diberikan APP oleh Kabag Ops yang didampingi oleh Kasat Samapta terkait cara bertindak di lapangan.
Kemudian Ton Dalmas Lanjutan dipimpin oleh Kabag Ops didampingi Kasat Samapta langsung meluncur ke TKP. Setiba di lokasi bentrok, Ton Dalmas Lanjutan melakukan tindakan kepolisian berupa pengaman dan penanganan serta memberikan himbauan kepada masyarakat untuk kembali ke rumah masing – masing.
Namun masyarakat kedua Desa tidak menghiraukan dan semakin anarkis serta menggunakan senjata tajam. Akibatnya pasukan Ton Dalmas Lanjutan bersama personil yang tiba sebelumnya tidak dapat mengendalikan situasi di lapangan.
PHH Brimob
Kabag Ops kemudian melaporkan kepada Kapolres bahwa situasi semakin tidak terkendali dan meminta bantuan penambahan atau back-up Kompi PHH Brimob.
Eskalasi bentrok yang makin tinggi dan keberadaan personil Polres MBD yang belum mampu redamkan situasi di lapangan ini segera dilaporkan Kapolres ke Karo Ops (Kepala Biro Operasi) Polda Maluku situasi konflik antara Pemuda kedua Desa Wakarleli dan Patti tidak dapat dikendalikan oleh Ton Dalmas Lanjutan Sat Samapta Polres MBD. Kapolres juga meminta bantuan agar diperbantukan Kompi PHH (Penanggulangan Huru-Hara) Brimob.
Karo Ops Polda Maluku kemudian melaporkan situasi tersebut kepada Kapolda Maluku dan menghubungi Dansat (Komandan Satuan) Brimob Polda Maluku untuk menurunkan Kompi PHH Brimob Kompi 4 Batalyon C Pelopor Satbrimob Polda Maluku guna memback up dan membantu Polres MBD melakukan pengamanan dan penanganan bentrokan antara Pemuda kedua Desa.
Selanjutnya Dansat Brimob Polda Maluku memerintahkan Komandan Kompi (Danki) 4 Batalyon C Pelopor Satbrimob Polda Maluku untuk menyiapkan dan menurunkan Kompi PHH Brimob guna memback up dan membantu Polres MBD melakukan pengamanan dan penanganan Konflik antara Pemuda kedua Desa.

Menerima perintah ini, Danki 4 Batalyon C Pelopor Satbrimob Polda Maluku kemudian menyiapkan Satu Kompi PHH Brimob. Danki langsung memberikan APP terkait cara bertindak penanganan konflik tersebut sekaligus memimpin Kompi PHH brimob turun ke TKP.
Setelah Kompi PHH Brimob tiba di TKP langsung melakukan koordinasi dengan Kapolres MBD dan segera melakukan tindakan kepolisian berupa pengamanan dan penanganan konflik serta membubarkan massa kedua Desa tersebut.
Hadirnya Kompi PHH Brimob ditambah dengan personil Polres MBD yang sudah ada akhirnya mampu meredam situasi bentrok. Massa berhasil dibubarkan dan kembali ke rumah masing-masing sehingga situasi dapat dikendalikan dan dalam keadaan aman dan kondusif.
SIMULASI
Ternyata, cerita bentrok di atas bukanlah kejadian bentrok nyata di Kecamatan Moa Lakor, Kabupaten MBD. Cerita bentrok pemuda ini merupakan bagian kegiatan simulasi yang digelar Polres MBD, Rabu (30/10/2025) pagi.

Kegiatan ini adalah Simulasi Quick Response Time situasi Kontijensi sebagai tindak lanjut Program Prioritas Kapolda Maluku dan dipimpin Kabag Ops Polres MBD AKP Julkisno Kaisupy.
Urutan kisah bentrok tersebut merupakan urutan langkah Polres MBD dalam menghadapi keadaan kontijensi yang dilakukan dalam bentuk simulasi.
Dalam simulasi tersebut, sejumlah personil Polres MBD berperan sebagai pemuda kedua desa yang terlibat bentrok. Lokasi simulasi di lapangan Mako Polres MBD.
Turut Hadir dalam kegiatan simulasi ini antara lain Danki Brimob Kompi 4 Yon C Brimobda Maluku AKP Bernabas Hawu Haba, sejumlah pejabat utama Polres MBD dan personil Polres MBD dan Brimob yang terlibat dalam kegiatan tersebut.
Acara simulasi dimulai pukul 09.00 WIT dan berakhir pukul 11.25 WIT dan berlangsung dalam keadaan aman.
Kabag Ops Polres MBD AKP Julkisno Kaisupy jelaskan Simulasi program Quick Response Time (QRT) polisi adalah latihan yang dirancang untuk melatih dan meningkatkan kecepatan serta ketanggapan personel kepolisian dalam menanggapi berbagai situasi darurat.

“Simulasi ini penting untuk memastikan setiap anggota polisi memahami dan menjalankan Standar Operasional Prosedur (SOP) dengan benar,” ungkapnya.
Ia jelaskan Tujuan utama simulasi QRT adalah untuk meningkatkan kecepatan respons dimana melatih personel agar dapat tiba di lokasi kejadian secepat mungkin setelah menerima laporan, terutama dalam kasus-kasus kritis.
Simulasi ini juga ujar Kaisupy adalah untuk meningkatkan profesionalisme dimana memastikan setiap personel bertindak sesuai SOP saat berhadapan dengan situasi berisiko tinggi.
“Selain itu juga untuk melatih penanganan kasus kompleks yang mana melibatkan skenario kasus yang realistis, untuk menguji kesiapan tim,” terang mantan Kasat Intelkam Polresta Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease
Hal lain yang perlu dicapai lewat kegiatan simulasi adalah untuk meningkatkan koordinasi tim yaitu mensinkronkan komunikasi dan pergerakan antar unit, untuk penanganan yang lebih efektif. (IMRAN)
 

 





