DEPOKPOS – Amerika Serikat meyakini Iran akan membalas Israel atas pembunuhan Ketua Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh pada awal pekan ini di Teheran, Iran. Laman Axios melaporkan dengan mengutip tiga pejabat AS yang juga mengatakan AS sedang menyiapkan diri untuk melawan pembalasan tersebut.
Menurut situs berita itu, para pejabat mengatakan bahwa serangan Iran diperkirakan akan lebih besar. Meski demikian, serangan tersebut akan serupa pada April lalu, yang merespon serangan Israel terhadap konsulat Republik Islam di Suriah. Serangan yang dirancang juga dinilai dapat melibatkan Hizbullah.
AS, Inggris, dan Prancis bersama dengan beberapa negara regional sebelumnya berkolaborasi dalam upaya militer maupun intelijen, untuk menangkis operasi Iran pada April lalu. Seperti diketahui, Iran mengirim sekitar 300 pesawat tak berawak dan rudal yang diluncurkan ke Israel. Menurut perkiraan saat itu, operasi pencegatan selama beberapa jam tersebut menelan biaya lebih dari 1 miliar dolar AS.
Seorang pejabat senior AS mengatakan kepada Axios bahwa akan “sangat sulit untuk meniru kesuksesan besar” dalam mencegat pesawat tak berawak dan rudal Iran dan Israel mengetahuinya, lapor Al-Mayadeen.
Menurut media tersebut, pemerintahan Presiden Joe Biden saat ini khawatir akan lebih sulit untuk membentuk koalisi yang sama untuk melindungi Israel. Pembalasan Iran atas pembunuhan Haniyeh dinilai merupakan bagian dari perang Israel yang sedang berlangsung di Gaza, yang mengakibatkan meningkatnya oposisi terhadap Israel di wilayah tersebut.
Seorang pejabat AS mengatakan, komunitas intelijen mendeteksi tanda-tanda awal pada Rabu bahwa Iran sedang merencanakan aksi pembalasan. Dua pejabat lainnya memperkirakan bahwa Iran dan sekutunya akan membutuhkan waktu beberapa hari untuk mempersiapkan serangan tersebut.
Sementara itu, seorang pejabat AS mengatakan kepada Axios, Pentagon dan CENTCOM AS membuat persiapan yang serupa dengan yang dilakukan pada April menjelang respon Iran. Pejabat tersebut menambahkan bahwa aset-aset militer AS di Teluk, Mediterania Timur, dan Laut Merah juga menjadi bagian dari persiapan tersebut.”Kami memperkirakan akan ada beberapa hari yang sulit,” kata pejabat tersebut.