Dibutuhkan Terobosan Baru dari Rektor UI Mendatang

DEPOK – Sebagai bagian dari rangkaian pemilihan Rektor Universitas Indonesia (UI) periode 2024-2029, Tim Panitia Penjaringan dan Penyaringan Bakal Calon Rektor (P3CR) UI menyelenggarakan sosialisasi pemilihan rektor (pilrek) secara daring, pada Sabtu (20/7). Acara ini menghadirkan Ketua Panitia Khusus Pemilihan Rektor (Pansus Pilrek) UI Prof. Dr. Bambang Wibawarta, S.S., M.A., dan Ketua P3CR UI Prof. Dr. Ir. Sigit Pranowo Hadiwardoyo, DEA., sebagai narasumber.

Turut hadir menyampaikan penjelasan lebih rinci adalah para anggota P3CR UI, yakni Ketua Tim Sosialisasi Arief Budhy Hardono, S.T., dan Ketua Tim Pendaftaran Prof. Dr. Rizal Edy Halim. Selain itu, dijelaskan pula terkait cara pendaftaran calon Rektor UI di laman website Pemilihan Rektor UI oleh Direktur Sistem dan Teknologi Informasi (DSTI) Daru Widya Kusumo, S.Kom., M.T.I.

Bacaan Lainnya

Dalam sambutan pembukaannya, Prof. Bambang menyampaikan bahwa dengan melihat kondisi global saat ini, universitas sebagai institusi pendidikan tidak akan terlepas dari perubahan-perubahan yang terjadi. Sehingga, diperlukan literasi baru untuk menjawab tantangan-tantangan ke depan.

Oleh karena itu, saat ini universitas menghadapi tantangan yang sangat kompleks. Pertama, universitas harus menghadapi perkembangan teknologi yang pesat, sehingga menuntut pendidikan tinggi untuk terus berinovasi. Kedua adalah globalisasi yang menambah kompetisi antar universitas di dunia, hal ini menuntut universitas untuk meningkatkan kualitas pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat agar tetap relevan dan kompetitif di kancah internasional.

Ketiga, tantangan aksesibilitas dan inklusivitas. Universitas harus memastikan bahwa pendidikan tinggi daapat diakses oleh semua kalangan. Kemudian, yang menajdi tantangan terakhir adalah relevansi kurikulum pendidikan dengan dunia kerja yang terus berubah, sehingga universitas harus mampu menghasilkan rumusan yang tidak hanya berpengetahuan luas tetapi juga memiliki keterampilan praktis yang dibutuhkan.

Dalam menghadapi berbagai tantangan tersebut, Prof. Bambang mengatakan bahwa dibutuhkan komitmen, inovasi, dan kolaborasi dengan berbagai pihak yang terkait. “Untuk itu, UI melalui Majelis Wali Amanat (MWA) sudah membuat kebijakan umum UI yang belum lama ini diterbitkan, dan ini bisa dijadikan acuan bagi para calon rektor yang akan mendaftar,” kata Prof. Bambang.

Lebih lanjut ia menyampaikan, kurikulum tidak hanya untuk saat ini, akan tetapi akan dibutuhkan 5 tahun, 10 tahun, dan 20 tahun mendatang. ”Sehingga, selain mendidik bagi putera-puteri terbaik kita untuk dapat berkontribusi pada bangsa dan negara, tetapi kita juga dapat mencapai apa yang disebut dengan World Class University,” ujar Prof. Bambang.

Ia juga menekankan bahwa UI mengharapkan calon rektor yang akan datang adalah mereka yang siap untuk mempersiapkan calon pemimpin 5-10 tahun ke depan, sehingga para lulusan UI dianggap relevan dengan tantangan di masa depan. “Diperlukan Top Strategic Priority, yaitu apa saja yang harus dilakukan, sehingga nantinya dalam waktu masa pengabdiannya ada suatu kesinambungan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Selain itu, UI juga membutuhkan terobosan-terobosan baru dari rektor di masa yang akan datang,” ujar Prof. Bambang.

Menyambung dengan apa yang disampaikan oleh Prof. Bambang, selaku Ketua P3CR Prof. Sigit menyampaikan, ia berharap para calon rektor tidak hanya berasal dari lingkungan UI, tetapi juga dari luar. “Tentunya, kami panitia akan memperlakukan sama, artinya tidak ada orang dalam maupun orang luar,” kata Prof. Sigit. Ia juga mengatakan, proses pemilihan calon rektor ini bersifat inklusif sehingga terbuka untuk seluruh masyarakat Indonesia yang memiliki potensi.

Dalam proses pemilihan rektor, nantinya akan melewati lima tahap, yaitu penjaringan, penyaringan, pemungutan suara, penetapan, dan pelantikan. Pada pelaksananaanya akan dilakukan secara efektif dan efisien berdasarkan prinsip akuntabilitas, transparansi, dan meritokrasi.

Prof. Bambang menjelaskan bahwa berbagai upaya telah dilakukan oleh Tim Pansus Pilrek maupun Tim P3CR agar proses pemilihan rektor bersifat adil dan transparan. Upaya-upaya tersebut dimulai dari pembentukan panitia, penyusunan kriteria seleksi, debat publik hingga pemungutan suara.

Selain itu, terkait dengan keterbukaan informasi, UI memastikan telah mengikuti mekanisme dan prosedur yang ditetapkan oleh pemerintah. Pada proses pemilihan calon rektor saat ini, UI juga sangat berkomitmen dalam menjaga kerahasiaan data dan semua tahapan dilakukan secara profesional.

Selain melakukan sosialisasi melalui webinar ini, Kepala Biro Humas dan Keterbukaan Informasi Publik (KIP) Dra. Amelita Lusia, Msi., CPR., yang menjadi moderator pada acara tersebut, menyampaikan bahwa pada tahap awal, P3CR telah bekerja melakukan sosialisasi pemilihan rektor ke fakultas-fakultas di lingkungan UI dan kepada publik eksternal. Kegiatan ini masih akan terus berlanjut hingga 3 Agustus 2024.

Pada acara webinar tersebut, beberapa partisipan menanyakan hal-hal yang perlu diuraikan lebih detail. Di antara mereka yang bertanya adalah Prof. Dr. dr. Budi Iman Santoso, Sp.OG (K), Guru Besar Fakultas Kedokteran (FK) UI yang mengajukan pertanyaan tentang bagaimana proses pemilihan dapat adil, transparan, dan terlepas dari kepentingan kelompok tertentu. Lalu, Dr. Fuad Gani, S.S., M.A., pengajar di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) UI yang menanyakan tentang prinsip transparansi dan akuntabilitas dalam proses pemilihan calon Rektor UI, dan beberapa penanya lainnya.

Bagi mereka yang tertarik mencalonkan diri sebagai rektor UI periode 2024-2029, persyaratan dan informasi lebih lengkap terkait pendaftaran calon rektor UI 2024-2029 dapat dilihat pada laman Pemilihan Rektor UI https://pemilihanrektor.ui.ac.id.

Pos terkait