DEPOKPOS – Indonesia, negara dengan populasi lebih dari 270 juta jiwa, menghadapi tantangan serius dalam hal literasi. Menurut UNESCO, menyebutkan bahwa Indonesia berada di peringkat kedua dari bawah soal literasi dunia, artinya minat baca sangat rendah. Menurut data UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan yakni hanya 0,001%. Hal ini berarti, dari 1.000 orang Indonesia, cuma 1 orang yang rajin membaca.
Fenomena ini menimbulkan pertanyaan besar. Nah sebab itu di kepala saya muncul pertanyaan, kenapa bisa negara kita berada di 10 negara dengan tingkat literasi terendah? Mengapa literasi di Indonesia kian merosot?
Tapi sebelum itu, mari kita satukan dulu pemahaman kita berkaitan dengan definisi literasi itu sendiri. Menurut UNESCO, Literasi ialah seperangkat keterampilan nyata, terutama keterampilan dalam membaca dan menulis yang terlepas dari konteks yang mana keterampilan itu diperoleh serta siapa yang memperolehnya. Namun seiring perkembangannya definisi literasi begitu dinamis.
Mengapa literasi di Indonesia kian merosot? Alasan dari pertanyaan kenapa tingkat literasi Indonesia kian merosot banyak sekali, mulai dari faktor internal hingga eksternal.
5 Faktor penyebab rendahnya tingkat literasi di Indonesia
Kebiasaan membaca tidak di mulai dari rumah/keluarga
Peran keluarga dalam meningkatkan literasi sangat penting. Keluarga adalah tempat pertama dan utama bagi anak-anak, sehingga sangat memengaruhi minat dan kebiasaan membaca mereka. Istilah “ibu adalah sekolah pertama” mengacu pada gagasan bahwa berapa banyak ibu di Indonesia yang mengajarkan anak mereka membaca? Ini adalah masalah dengan kebiasaan keluarga Indonesia yang tidak membiasakan anak-anak mereka untuk membaca sebagai hiburan.
Peran teknologi
Hari ini di Indonesia orang lebih banyak menghabiskan waktunya dengan handphone yakni berada di angka 5,5 jam per hari berdasarkan survey App Annie. Dengan banyaknya informasi yang tersedia secara instan, beberapa orang mungkin merasa bahwa membaca buku bukanlah kegiatan yang penting lagi. Selain itu, Teknologi telah menghasilkan berbagai media digital, seperti media sosial, permainan video, termasuk platform streaming yang menarik minat masyarakat umum, khususnya generasi muda. Gangguan pada era digital ini sering kali mengurangi rentang perhatian dalam kegiatan membaca.
Minimnya sarana membaca
Sarana membaca yang memadai adalah prasyarat penting untuk meningkatkan literasi di masyarakat. Namun, di banyak daerah di Indonesia, terutama di wilayah pedesaan dan terpencil. Sarana membaca seperti perpustakaan, lingkungan yang ramah membaca, kedai-kedai kopi yang menyediakan bahan bacaan hari ini belum banyak di Indonesia atau cenderung sedikit.
Tingkat pendidikan yang masih rendah
Tak bisa dipungkiri bahwa masih banyak anak yang putus sekolah dan sarana pendidikan yang tidak mendukung pendidikan. Kualitas pendidikan dapat berbeda-beda di setiap daerah, dan dapat mempengaruhi tingkat literasi siswa. Karena walau bagaimana pun di sekolah kita akan lebih banyak dengan pengetahuan. Datanya di Indonesia rata–rata lama sekolah (RLS) penduduk Indonesia mencapai 8,69 tahun, 4 tahun lagi untuk sampai ke standar nasional.
Langkah nyata pemerintah
Dalam hal peningkatan literasi di Indonesia, tindakan pemerintah ini merupakan langkah penting. Berbagai pihak sering mengkritik pemerintah karena tidak melakukan apa- apa secara nyata untuk meningkatkan literasi di Indonesia. Meskipun sudah ada upaya dan himbauan untuk meningkatkan literasi, belum ada tindakan yang nyata. Ini menjadi salah satu penyebab rendahnya tingkat literasi di Indonesia.
Nah, itulah beberapa faktor yang memengaruhi tingkat literasi Indonesia rendah. Semoga bermanfaat, ya!
Oleh: Athiyah Robbani Alfatin