DEPOKPOS – Penumpukan sampah merupakan sebuah permasalahan yang tak kunjung usai dan berdampak pada lingkungan. Dilihat akumulasi statistikanya 60 – 70 % sampah di Indonesia merupakan sampah organik (sampah basah) dari rumah tangga.
Sampah Organik bila tidak dikelola dengan benar akan menimbulkan penyakit dan bau yang kurang sedap hasil dari pembusukan sampah organik yang cepat. Penerapan sistem 3R menjadi salah satu solusi pengolahan sampah di samping mengolah sampah menjadi kompos.
Perancangan sistem ini melibatkan penggunaan teknologi PLC untuk mengontrol pencampuran bahan kompos, pencampuran pupuk cair dengan air untuk menghasilkan pupuk pestisida alami yang kemudian didistribusikan ke tanaman dalam sistem irigasi. Selain itu sistem PLC ini juga terhubung dengan HMI sehingga kita dapat melihat keseluruhan sistem dari layar.
Artikel ini membahas tentang pengembangan sistem irigasi tetes menggunakan cairan kompos dari sampah organik basah dan kering untuk tanaman berbasis PLC dengan HMI. Sistem ini dirancang untuk mengatasi beberapa tantangan yang dihadapi petani saat menyiram tanaman, seperti kekurangan air, keterbatasan tenaga kerja, dan kesulitan dalam memantau kesehatan tanaman.
Irigasi kompos cair sangat penting dalam upaya mengurangi jumlah sampah organik yang dibuang ke tempat pembuangan sampah, menghasilkan kompos yang kaya nutrisi dan mengurangi emisi gas rumah kaca dengan mengurangi pembakaran sampah.
Implementasi PLC dalam Sistem Irigasi Tetes dengan tampilan HMI
Integrasi Pemberian Pupuk
PLC dapat diintegrasikan ke dalam sistem pupuk sehingga memungkinkan pupuk diterapkan bersamaan dengan air irigasi.
Hal ini memastikan tanaman menerima nutrisi yang tepat pada waktu yang tepat dan meningkatkan efisiensi pemupukan.
Penghematan Tenaga Kerja
Automasi irigasi tetes dengan PLC mengurangi kebutuhan tenaga kerja manual. Proses irigasi, pemupukan, dan pemeliharaan dapat dilakukan secara otomatis, mengurangi beban kerja petani.
Peningkatan produktivitas
Melalui kontrol yang tepat dari PLC , tanaman menerima air dan nutrisi yang optimal, sehingga berkontribusi terhadap peningkatan pertumbuhan dan hasil tanaman.
Hal ini mengurangi risiko kelebihan atau kekurangan air, yang dapat merusak tanaman Anda.
Manfaat Penggunaan Sistem Irigasi Tetes pada Penyiraman Pupuk Organik Cair
Kemudahan Pemantauan dan Pengendalian
Dengan menggunakan teknologi seperti PLC dan HMI, petani dapat dengan mudah memantau dan mengendalikan sistem irigasi tetes mereka.
Anda dapat mengatur jadwal penyiraman, memantau kesehatan tanah dan tanaman, serta menerima peringatan dini jika timbul masalah.
Lingkungan yang Lebih Bersih dan Sehat
Pupuk organik cair lebih ramah lingkungan dibandingkan pupuk kimia. Penggunaannya dengan sistem irigasi tetes mengurangi risiko kontaminasi air tanah dan aliran air permukaan, sehingga mendukung praktik pertanian yang lebih berkelanjutan dan sehat.
Peningkatan Pertumbuhan dan Hasil Tanaman
Dengan mempertahankan tingkat kelembaban tanah yang optimal, sistem irigasi tetes mendukung kondisi ideal untuk pertumbuhan tanaman.
Pemberian pupuk organik cair dalam jumlah kecil secara terus menerus membantu tanaman mendapatkan unsur hara yang dibutuhkannya, sehingga meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman.
Sistem irigasi tetes menggunakan kompos cair dari sampah organik basah dan kering untuk tanaman berbasis PLC yang dikombinasikan dengan HMI membawa banyak manfaat bagi petani.
Penerapan teknologi tepat guna dalam produksi pupuk organik dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap perlindungan lingkungan dengan memanfaatkan sampah organik yang ada untuk menghasilkan pupuk organik yang lebih bermanfaat.
Keterampilan pengelolaan sampah organik dapat dihasilkan dengan mengubah sampah dapur menjadi Pupuk Organik cair (POC). POC pada dasarnya adalah solusi yang tercipta dari proses penguraian bahan organik.
Kelebihan dari POC adalah tidak menyebabkan pencucian hara dan mampu menyediakan hara secara cepat. POC umumnya tidak merusak tanah dan tanaman walaupun sering digunakan.
Selain itu pupuk POC juga memiliki bahan pengikat, sehingga larutan pupuk yang diberikan ke permukaan tanah dapat digunakan secara langsung.
Bella Berliyana Putri, Program Studi Mekatronika Politeknik Astra