Pembiayaan Syariah Terhadap Pengembangan Industri Halal

DEPOKPOS – Industri halal di Indonesia memiliki potensi besar untuk berkembang. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya permintaan produk halal dari berbagai Negara, baik di dalam maupun luar negeri. Salah satu faktor yang mendukung pengembangan industri halal adalah ketersediaan pembiayaan syariah.

Pembiayaan syariah, yang berlandaskan prinsip-prinsip Islam seperti larangan riba (bunga) dan gharar (ketidakpastian), memainkan peran penting dalam mendukung dan mempercepat perkembangan industri ini. Artikel ini akan membahas bagaimana pembiayaan syariah memberikan dampak signifikan terhadap pengembangan industri halal.

Bacaan Lainnya

Motivasi utama yang mendasari pengembangan industri produk halal di Indonesia adalah dengan jumlah pemeluk islam sebesar 87,17% dari total popuulasi atau setara 209,12 juta jiwa, Indonesia merupakan salah satu negara muslim terbesar di dunia.

Potensi perkembangan ekonomi syariah terutama didukung kesadaran masyarakat muslim Indonesia terhadap konsumsi barang dan jasa halal. Halal Economy and Strategy Roadmap 2018 menyebutkan, total konsumsi barang dan jasa halal Indonesia pada 2017 sekitar US$ 218,8 miliar. Jumlah ini diperkirakan terus tumbuh rata-rata sebesar 5,3 persen dan mencapai US$ 330,5 miliar pada tahun 2025 mendatang.

Industri produk halal global tidak hanya dikerubuti Negara dengan mayoritas penduduk muslim seperti Indonesia dan Malaysia. Perusahaan-perusahaan dari China, Thailand, Filipina, Inggris dan Luksembrug juga ikut berebut memproduksi barang-barang halal.

Pengamat Ekonomi Syariah dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Abra Talattov menyayangkan posisi Indonesia sebagai produsen barang halal masih di bawah Australia dan Singapura yang notabennya negara non muslim. Dengan kata lain, menurutnya Indonesia belum bisa menangkap potensi pasar industri halal, terutama di dalam negeri.

Desainer Syafira Desi dari L’mira Ethnique berharap ekonomi syariah yang mencakup industri produk halal betul-betul dikembangkan dengan serius. Menurut Masterplan Ekonomi Syariah, Indonesia memiliki potensi untuk menjadi sentra ekonomi syariah dunia.

Kesiapan Indonesia bisa dilihat dari adanya sertifikasi halal, kepedulian terhadap produk ramah muslim, pelayanan yang memudahkan muslim menjalankan keyakinannya, dan lain-lain. Oleh karena itu salah satu faktor pengembangan industri halal di Indonesia adalah ketersediaan pembiayaan syariah.

Pembiayaan syariah memiliki beberapa keunggulan yang dapat mendorong pengembangan industri halal yaitu pertama, prinsip syariah yang sesuai dengan nilai-nilai agama Islam. hal ini menarik bagi para pelaku usaha dan konsumen yang ingin menjalankan bisnisnya secara etis dan sesuai dengan syariat islam.

Kedua, suku bunga yang kompetitif dan umumnya lebih rendah dibandingkan dengan suku bunga bank konvensional. Ketiga, skema pembiayaan yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan pelaku usaha halal. Keempat, pendampingan dan pembinaan usaha. Bank syariah tidak hanya memberikan pembiayaan, tetapi juga memberikan pendampingan dan pembinaan usaha kepada para nasabahnya.

Pembiayaan syariah mendukung industri halal dengan menyediakan akses ke sumber dana yang sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Bank syariah dan lembaga keuangan syariah menawarkan berbagai produk pembiayaan yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan bisnis tanpa melanggar hukum Islam.

Produk seperti mudharabah (kemitraan berbagi keuntungan), murabahah (pembiayaan berdasarkan markup), dan ijarah (sewa) memberikan alternatif yang etis dan halal bagi perusahaan di industri halal untuk memperoleh modal. Akses ke pembiayaan ini memungkinkan bisnis untuk melakukan ekspansi, meningkatkan kapasitas produksi, dan mengembangkan produk baru yang sesuai dengan standar halal.

Selain itu, pembiayaan syariah mendorong praktik bisnis yang lebih transparan dan etis, yang sejalan dengan nilai-nilai inti dari industri halal. Dalam pembiayaan syariah, semua pihak yang terlibat diharuskan memiliki pemahaman yang jelas tentang risiko dan manfaat dari transaksi, sehingga mengurangi unsur ketidakpastian (gharar).

Transparansi ini meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk dan layanan yang ditawarkan oleh perusahaan yang didanai secara syariah. Dengan reputasi yang baik dan kepercayaan yang tinggi, industri halal dapat menarik lebih banyak pelanggan dan memperluas pangsa pasar.

Salah satu contoh dampak positif pembiayaan syariah terhadap pengembangan industri halal adalah kisah PT Barokah Aneka Sukses (BAS) di Sidoarjo, Jawa Timur. BAS merupakah perusahaan yang memproduksi makanan halal dengan menggunakan bahan baku lokak. Dengan bantuan pembiayaan syariah dari Bank Syariah Mandiri, BAS berhasil meningkatkn kapasitas produksinya dan memperluas pasarnya ke luar negeri.

Peran pembiayaan syariah juga terlihat dalam peningkatan inovasi dalam industri halal. Lembaga keuangan syariah sering kali berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan (R&D) untuk menciptakan produk dan layanan baru yang memenuhi standar halal yang ketat.

Dukungan finansial ini memungkinkan perusahaan untuk berinovasi, baik dalam menciptakan produk baru maupun dalam meningkatkan proses produksi yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Inovasi ini tidak hanya meningkatkan kualitas produk halal tetapi juga menjadikan industri halal lebih kompetitif di pasar global.

Lebih lanjut, pembiayaan syariah juga berkontribusi pada pembangunan infrastruktur yang mendukung ekosistem industri halal. Investasi dalam fasilitas produksi, laboratorium sertifikasi halal, dan jaringan distribusi yang efisien adalah beberapa contoh bagaimana pembiayaan syariah membantu memperkuat infrastruktur industri halal.

Infrastruktur yang kuat dan terintegrasi memastikan bahwa produk halal dapat diproduksi, disertifikasi, dan didistribusikan dengan efisien, memenuhi permintaan pasar yang terus berkembang.

Tidak kalah pentingnya, pembiayaan syariah mendukung pengembangan industri halal dengan meningkatkan inklusi keuangan. Dengan menyediakan akses ke layanan keuangan yang sesuai dengan syariah, lebih banyak pengusaha dan usaha kecil dapat terlibat dalam industri halal.

Inklusi keuangan ini tidak hanya meningkatkan basis produsen dan penyedia layanan dalam industri halal tetapi juga memperkuat ekonomi lokal dengan menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan usaha kecil dan menengah.

Agar pembiayaan syariah dapat memberikan dampak yang lebih besar terhadap pengembangan industry halal perlu dilakukan beberapa langkah yaitu, pertama, meningkatkan edukasi dan literasi masyarakat tentang pembiayaan syariah, hal ini dapat dilakukan melalui berbagai program edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat, khususnya para pelaku usaha.

Kedua, memperkuat sinergi antara bank syariah, pelaku usaha halal, dan pemerintah. Sinergi ini dapat dilakukan melalui berbagai program dan kebijakan yang mendukung pengembangan industri halal. Ketiga, mengembangkan produk dan layanan pembiyaan syariah yang inovatif. Produk dan layanan pembiayaan syariah harus dirancang untuk memenuhi kebutuhan spesifik pelaku usaha halal.

Dalam kesimpulannya, pembiayaan syariah memiliki dampak yang signifikan terhadap pengembangan industri halal. Dengan menyediakan sumber dana yang sesuai dengan prinsip-prinsip Islam, mendorong praktik bisnis yang etis dan transparan, mendukung inovasi, membangun infrastruktur yang kuat, dan meningkatkan inklusi keuangan, pembiayaan syariah dapat membantu para pelaku usaha halal untuk meningkatkan kapasitas produksinya, memperluas pasarnya, meningkatkan daya saingnya, mempercepat pertumbuhan dan perkembangan industri halal.

Oleh karena itu, perlu dilakukan berbagai upaya untuk meningkatkan edukasi dan literasi masyarakat tentang pembiayaan syariah, memperkuat sinergi antara bank syariah, pelaku usaha halal, dan pemerintah, serta mengembangkan produk dan layanan pembiayaan syariah yang inovatif. Dukungan ini memungkinkan industri halal untuk memenuhi permintaan yang semakin meningkat dan menjadi bagian penting dari ekonomi global yang berkelanjutan dan beretika.

Sabrian Anggur Ramanudin Farabi

Pos terkait