Riba dalam Perspektif Ekonomi Syariah

DEPOKPOS – Sebagaimana kita ketahui kawan-kawan, Riba saat ini telah menjadi suatu hal yang lumrah di khalayak umum, tidak menutup kemungkinan dalam negara-negara yang mayoritas muslim pun turut menerapkan konsep riba.

Peran riba dalam memajukan ekonomi suatu negara adalah topik yang kompleks dan sering kali diperdebatkan. Ada beberapa pandangan berbeda mengenai dampak riba terhadap ekonomi:

Bacaan Lainnya

Pandangan Positif

1. Peningkatan Likuiditas: Riba, dalam bentuk bunga dari pinjaman, dapat meningkatkan likuiditas dalam sistem keuangan. Dengan menyediakan pinjaman dan kredit, bank dan lembaga keuangan memungkinkan individu dan perusahaan untuk mendapatkan modal yang diperlukan untuk berinvestasi dan berkembang.

2. Stimulus Ekonomi: Dengan adanya pinjaman berbunga, bisnis dapat memperoleh dana untuk ekspansi, penelitian, dan pengembangan, yang dapat merangsang pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja.

3. Insentif untuk Menabung: Bunga pada rekening tabungan memberikan insentif bagi individu untuk menabung, yang kemudian dapat digunakan oleh bank untuk memberikan pinjaman. Ini membantu dalam mobilisasi dana dan mendukung investasi produktif.

Pandangan Negatif

1. Kesenjangan Sosial: Riba dapat memperburuk kesenjangan sosial dan ekonomi. Individu dan bisnis yang tidak dapat membayar bunga atau memiliki utang tinggi mungkin mengalami kesulitan finansial, sementara lembaga keuangan yang mendapatkan bunga tinggi dapat memperbesar kekayaan mereka.

2. Beban Utang: Ketergantungan pada pinjaman berbunga dapat menyebabkan beban utang yang besar bagi individu dan perusahaan. Ini bisa mengakibatkan masalah finansial jangka panjang dan menghambat pertumbuhan ekonomi jika utang menjadi tidak terkelola.

3. Efisiensi Ekonomi: Beberapa kritik berpendapat bahwa sistem yang bergantung pada riba tidak selalu mendorong investasi yang efisien. Kadang-kadang, investasi hanya dilakukan untuk memenuhi kewajiban pembayaran bunga, bukan karena potensi keuntungan atau inovasi.

Namun, menurut perspektif Syariah, Dalam konteks ekonomi syariah, riba dianggap merugikan dan tidak adil. Sistem keuangan syariah berusaha menghindari riba dengan menggunakan model pembiayaan alternatif seperti mudharabah (bagi hasil) dan murabaha (jual beli). Prinsip ini bertujuan untuk menciptakan sistem keuangan yang lebih adil dan inklusif, yang mendorong investasi yang produktif dan berbagi risiko.

Sebelum kita membahas tentang Riba secara mendalam, alangkah baiknya kita bahas apasih pengertian Riba itu? Riba adalah istilah yang berasal dari Bahasa Arab yang berarti “kelebihan” atau “tambahan.” Dalam konteks ekonomi Syariah, riba merujuk pada kelebihan dari pokok utang. Secara teknis, riba berarti pengambilan tambahan dari harta pokok atau modal secara batil. Dalam Islam, riba diharamkan karena melanggar prinsip muamalah (transaksi) yang bersih dan adil.

Adapun dalil-dalil tentang larangan Riba adalah sebagai berikut: Al-Qur’an secara tegas mengharamkan riba. Surat Ali Imran ayat 130 menyatakan: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung.”

Surat Al-Baqarah ayat 275 juga menegaskan larangan riba dan mengancam perang bagi yang tidak meninggalkannya.

Jenis-Jenis Riba:

Riba Fadhl: Kelebihan dalam transaksi jual beli atau pinjam meminjam yang tidak sesuai dengan prinsip muamalah.

Riba Nasi’ah: Kelebihan yang timbul akibat penundaan pembayaran dalam pinjam meminjam.

Riba Qardh: Kelebihan yang dikenakan pada peminjam dalam transaksi pinjam meminjam3.

Contoh Riba:

Riba Fadhl: Pertukaran uang dengan harga berbeda antara pembayaran tunai dan kredit.

Riba Nasi’ah: Bunga yang dikenakan pada pinjaman dengan penundaan pembayaran.

Riba Qardh: Peminjam mengembalikan uang lebih dari jumlah pinjaman3.

Solusi Menghindari Riba:

Pahami Bahaya Riba: Kenali dampak negatif riba pada kehidupan finansial dan emosional.

Transaksi Halal: Lakukan transaksi dengan cara-cara yang halal dan sesuai dengan prinsip Syariah.

Bank Syariah: Simpan uang di bank syariah dengan akad wadiah (tanpa bunga).

Hidup Cukup: Terapkan pola hidup yang sederhana dan hindari konsumsi berlebihan.

Berdoa: Minta perlindungan dari Allah agar terhindar dari riba.

Dampak Riba pada Masyarakat

Praktik riba tidak hanya memengaruhi individu, tetapi juga berdampak pada masyarakat secara keseluruhan. Berikut adalah beberapa dampak negatif yang timbul akibat riba:

Permusuhan dan Ketidakstabilan: Riba dapat menimbulkan permusuhan antara individu dan mengurangi semangat kerjasama serta saling tolong-menolong. Hal ini mengganggu stabilitas sosial dan ekonomi.

Kesenjangan Ekonomi: Praktik riba memperburuk kesenjangan ekonomi. Ketidaksetaraan dalam distribusi kekayaan dapat menghambat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

Ketidakadilan Sosial: Riba menyebabkan ketidakadilan dalam masyarakat. Orang kaya semakin kaya, sementara orang miskin semakin miskin. Ini mengancam keharmonisan sosial dan persaudaraan.

Riba memiliki dampak ganda pada ekonomi. Di satu sisi, ia dapat memfasilitasi pertumbuhan ekonomi dan menyediakan akses ke modal. Di sisi lain, ia juga dapat menimbulkan masalah sosial dan ekonomi yang signifikan.

Oleh karena itu, penting untuk mengevaluasi dan mengelola sistem keuangan dengan bijaksana, baik dalam konteks sistem konvensional maupun syariah, untuk memastikan bahwa keuntungan ekonomi dapat diperoleh tanpa menimbulkan dampak negatif yang tidak diinginkan.

Penulis: Naufal Ihabul Hafizh

Pos terkait