Media Israel membandingkan Yahya Sinwar dengan Osama bin Laden. Sedangkan IDF menyebutnya “Penjagal dari Khan Younis.”
PALESTINA – Yanya Sinwar menggantikan mendiang Ismail Haniyeh, Pemimpin Hamas yang tewas di Teheran, Iran, 31 Juli 2024 lalu.
Selama ini keberadaan Yahya Sinwar nyaris tak terlihat, karena lebih banyak bekerja di balik layar sebagai ‘otak’ perjuangan Hamas. Selain itu, kehidupan Yahya Sinwar banyak dihabiskan di penjara-penjara Israel.
Yahya Sinwar akhirnya ‘terpaksa’ muncul ke permukaan, setelah terpilih menggantikan Ismail Haniyeh untuk memimpin kelompok perlawanan di Gaza tersebut.
Yahya Sinwar dipilih oleh Dewan Hamas beranggotakan 50 orang di Gaza, Tepi Barat dan luar negeri.
Terpilihnya Yahya Sinwar untuk memimpin Hamas, sebagai langkah strategis dari kelompok Islam yang gigih melakukan perlawanan terhadap penjajah Israel di Gaza ini.
Pasalnya, Yanya Sinwar dikenal sebagai tokoh garis keras yang diyakini membantu mendalangi serangan “Banjir Al Aqsa” Hamas ke Israel, 7 Oktober 2023 lalu.
Selain itu, sosok ini juga disebut-sebut sebagai otak strategi medan perang Hamas selama 10 tahun terakhir. Termasuk memainkan peran utama, dalam pembicaraan gencatan senjata dan pertukaran sandera dengan Israel.
Yahya Sinwar yang saat ini merupakan orang yang paling dicari sekaligus paling ditakuti Israel, tumbuh besar di Gaza selatan dan bergabung dengan Hamas pada akhir 1980an.
Mendapatkan pengakuan sebagai pendiri badan intelijen Hamas
Pada 1989, Yahya Sinwar dijatuhi hukuman empat hukuman seumur hidup berturut-turut karena menculik dan membunuh dua tentara Israel.
Namun 2011, dia menjadi bagian dari pertukaran tahanan besar-besaran. Lebih dari 1.000 orang tawanan, ditukar tentara Israel Gilad Shalit yang telah ditangkap oleh Hamas.
Sejak dibebaskan dari penjara, Sinwar telah terlibat dalam berbagai pertempuran melawan Israel.
Pada 2015, sekutu terdekat sekaligus kacung Israel, Amerika Serikat, memasukkan nama Yahya Sinwar kedalam daftar teroris dunia.
Yahya Sinwar terpilih sebagai pemimpin Hamas di Gaza pada 2017 melalui pemilu rahasia. Dia terpilih kembali untuk masa jabatan empat tahun kedua pada tahun 2021, hingga akhirnya tahun ini kembali ditunjuk memimpin Hamas menggantikan mendiang Ismail Haniyeh.
Selama dua bulan terakhir, Yahya Sinwar mendapat banyak julukan. Juru bicara militer Israel Letkol Richard Hecht menyebut Sinwar sebagai “wajah kejahatan”, dan menyatakan dia sebagai “orang mati yang berjalan.”
Bahkan, media Israel membandingkan Yahya Sinwar dengan Osama bin Laden. Sedangkan IDF menyebutnya “Penjagal dari Khan Younis.”
Richard Hecht menegaskan, Yahya Sinwar adalah salah satu dari sekian banyak pemimpin Hamas.
“Melenyapkan Yahya Sinwar, bukan berarti telah berhasil mengalahkan Hamas. Karena Hamas bukan organisasi hierarkis. Israel baru dapat menghancurkan Hamas, jika berhasil menghancurkan sejumlah besar pusat kekuasaannya,” tukas Richard Hecht.