Sapu Lidi Indonesia Laris Manis di Pasar Internasional

Negara-negara tersebut menurutnya memesan sapu lidi Indonesia rata-rata 12 hingga 15 kontainer per bulan

DEPOKPOS – Komoditas sapu lidi rupanya sangat menarik di pasar internasional. Satu eksportir lidi nipah dan lidi sawit asal Indonesia, Rianto Aritonang menjelaskan, ada banyak negara tujuan ekspor sapu lidi, antara lain Pakistan, India, Nepal, Vietnam, Singapura, dan Bangladesh. Negara-negara tersebut menurutnya memesan sapu lidi Indonesia rata-rata 12 hingga 15 kontainer per bulan.

“Satu kontainer itu dapat memuat hingga 25 ton lidi senilai Rp130-150 juta per kontainer. Lidi-lidi tersebut nanti diolah lagi di negara tujuan menjadi sapu lidi siap pakai,” kata Rianto pada Rabu (7/8/2024).

Bacaan Lainnya

“Kami juga ekspor sapu lidi siap pakai ke Singapura dengan harga Rp10-12 ribu per buah, yang dijual kembali oleh pihak distributor seharga SGD2 per buah atau sekitar Rp20-25 ribu,” tambahnya.

Rianto memaparkan bahwa semula dirinya melakukan ekspor lidi sawit ketika melihat teman-temannya yang bekerja sebagai pengepul pinang kehilangan pekerjaan akibat pandemi COVID-19.

Rianto yang tumbuh besar di perkebunan kelapa sawit dan bekerja sebelumnya sebagai engineer di industri perkapalan mulai mencari seluk beluk bisnis ekspor.

Peluang pertama terlihat dari ekspor buah pinang ke negara-negara Asia Selatan. Rianto kemudian melakukan eksplorasi peluang ekspor lainnya dan pada November 2020 dirinya berhasil melakukan ekspor perdana lidi sawit ke India.

Rianto menilai, ekspor lidi dari limbah sawit tidak hanya berkontribusi pada pengurangan limbah tetapi juga mampu meningkatkan kesejahteraan petani sawit.

Ia mengungkap setidaknya ada lebih dari 300 petani sawit yang tersebar di 15 lokasi di Pulau Sumatera dan Jawa, seperti di Siantang, Dumai, Lampung, dan Pemalang yang bermitra dengannya.

“Kalau melihat dulu, petani hanya mengambil brondolan sawit. Sekarang mereka juga mengambil pelepah untuk diambil lidinya. Sehari petani dapat membawa 15-20 kilogram pelepah sawit untuk diambil lidinya sehingga mendapatkan pendapatan tambahan sekitar Rp60-80 ribu per hari,” ujarnya.

Rianto berencana untuk memperluas pasar ekspor lidi sawit ke negara-negara Eropa dan Australia yang memprioritaskan produk ramah lingkungan. Saat ini pihaknya sedang memperkuat hubungan dengan buyer Eropa dan Australia untuk penetrasi pasar ekspor ke negara-negara baru.

Pos terkait