DEPOK – Konferensi Internasional Digital Universities Asia 2024 kolaborasi antara Universitas Indonesia (UI) dan Times Higher Education (THE) secara resmi ditutup kemarin sore di The Westin Resort, Nusa Dua, Bali, setelah berlangsung selama tiga hari (1-3 Juli 2024). Closing remarks disampaikan oleh Sekretaris Universitas, dr. Agustin Kusumayati MSc., PhD. yang menekankan pentingnya kolaborasi di antara berbagai perguruan tinggi dan mitra-mitranya (kolaborasi n-Helix).
Agustin Kusumayati mengatakan, “Selama tiga hari terakhir, kami telah mengadakan diskusi yang sangat bermanfaat mengenai integrasi teknologi dalam pendidikan, upaya peningkatan keterampilan, dan pentingnya implementasi Artificial Intelligence (AI) yang etis dan inklusif. Kami berharap kolaborasi dan ide-ide yang dibagikan di sini akan membawa dampak positif dan berkelanjutan bagi pendidikan tinggi di masa depan.”
Tantangan terbesar digitalisasi pendidikan, terutama dikarenakan sulitnya menjangkau wilayah- wilayah yang tersebar dan akses yang sulit. “Ini merupakan tanggungjawab bersama, kata kuncinya adalah kolaborasi, dengan sektor-sektor lain terutama di bidang infrastruktur pendukung digitalisasi pendidikan,” ujar Agustin.
Tahun ini, THE Digital Universities Asia 2024 bertema “Inclusive Education for the Digital Age.” Ajang ini dihadiri para akademisi, pembuat kebijakan, serta pemimpin industri, untuk mengeksplorasi pentingnya pendidikan inklusif di era teknologi digital. Konferensi internasional ini merupakan tonggak penting bagi UI sebagai upaya untuk meningkatkan ranking di level Asia dan internasional. Lebih kurang 400 peserta yang berasal dari 25 negara di Asia, Amerika, dan Eropa, hadir untuk bertukar ide, meningkatkan keterlibatan global, dan mencari solusi bersama dalam berbagai isu berkaitan dengan pemanfaatan teknologi digital di dunia pendidikan.
Beberapa pembicara pada konferensi internasional ini adalah Deputi Bidang Transformasi Hijau dan Digital Ibu Kota Nusantara (IKN), Prof. Mohammed Ali Berawi, M.Eng.Sc.,Ph.D; Ketua UI Greenmetric, Prof. Riri Fitri Sari, M.M., M.Sc dan Area Director South-East Asia Turnitin, Jack Brazel, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UI, Dr. Teguh Dartanto; serta Dekan Fakultas Ilmu Komputer UI, Prof. Petrus Mursanto; Selain itu, lebih dari 80 narasumber juga hadir mengisi tak kurang dari 30 sesi pada konferensi ini. Beberapa tema lain yang dibahas adalah How to Leverage AI and World-Class Content for Transformative Teaching and Learning, How to Promote Digital Literacy Among Staff and Faculty dan How to Build a Cybersecure Campus for Everyone.
Pada konferensi ini dibahas juga solusi untuk mengatasi disparitas antara tuntutan di dunia industri kerja dengan kualifikasi para lulusan perguruan tinggi. Institusi pendidikan tersebut harus mempersiapkan siswa dengan keterampilan sesuai dengan yang dibutuhkan di pasar kerja. Mereka perlu dibekali beberapa keterampilan, antara lain dalam hal problem solving, kreativitas, kolaborasi, serta kepedulian sosial.
Inklusivitas pendidikan merupakan tujuan, karena itu AI memiliki potensi besar dalam revolusi Pendidikan Tinggi. President Association Pacific Accreditation Cooperation (APAC) THE, Simone Dilena, menyampaikan bagaimana AI serta platform digital muncul sebagai “teman” dalam mencapai tujuan tersebut. “Transformasi digital berlangsung cepat serta membutuhkan pergeseran paradigma berpikir dan penyesuaian yang cepat. Diskusi ini mencari strategi terbaik dalam penggunaan AI dan platform digital untuk merealisasikan digitalisasi pendidikan,” katanya. Ia juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Menteri Komunikasi dan Informasi, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Universitas Indonesia, dan para mitra yang membuka jalan untuk tujuan tersebut.
Setelah rangkaian kegiatan konferensi internasional tersebut berakhir, para peserta diajak menyaksikan penampilan tari Kecak di Uluwatu. Kegiatan budaya ini diharapkan dapat memberikan pengalaman berharga bagi para peserta untuk turut serta merasakan kekayaan budaya Provinsi Bali, dan memperkaya wawasan, serta memperkuat hubungan antarnegara.