DEPOKPOS – Beasiswa Aktivis Nusantara (BAKTI NUSA) GREAT Edunesia menghelat Activist Career Development (ACD). Mengambil tema “Your Dream Career is Build, Not Given”, ACD dilaksanakan guna menunjang pengembangan karir penerima manfaat BAKTI NUSA.
Acara yang dilaksanakan secara daring ini dibuka dengan opening speech dari Bayu Candra Winata, Ketua Beastudi Indonesia GREAT Edunesia. Bayu menekankan pentingnya ACD bagi para penerima manfaat.
“Activist Career Development digagas guna memperluas kapasitas, scale up kompetensi guna menyelesaikan berbagai tantangan di masa mendatang, mencapai karir impian masing-masing, serta memberikan kebermanfaatan lebih luas bagi masyarakat.” ucap Bayu.
Adapun dalam sesi Talkshow Inspiratif, BAKTI NUSA menghadirkan para alumni BAKTI NUSA yang sukses meniti karir baik di berbagai bidang. Hadir sebagai pemateri: Jovita Octa Meylinda, Penerima Beasiswa S2 LPDP Wageningen University, Nutrition Expert, Alumni BAKTI NUSA 11 Palembang; Imamatul Khair, CEO sekaligus Founder dari Sastra Lingua Indonesia, Alumni BAKTI NUSA 7 Surabaya; serta Wawan Dinawan, Lead Marketing Branding and Public Relations Sawit PRO, Alumni BAKTI NUSA 1 Bogor.
Jovita berbagi pengalaman serta mendorong para penerima manfaat untuk mengejar dream career mereka.
“Kejarlah dream career, bekerja bukan sekedar nine to five guna mendapatkan uang, lebih dari itu dream career membuat diri puas dimana kita bekerja sesuai value kita, mendukung skill kita berkembang, bukankah ini mimpi kita semua?.” ucap Jovita.
Selain itu Jovita menyarankan untuk membuat goal setting guna meraih dream career.
“Dalam membuat goal setting lakukan tiga hal: Finding your why, temukan alasan kenapa mimpi tersebut harus kita kejar; Do Research, lakukan riset yang mendalam guna menemukan cara dalam meraih mimpi tersebut; serta Maximize the Resources, gigih berjuang dan maksimalkan segala potensi yang ada guna meraih mimpi. Susun rencana dengan baik, jadilah pribadi optimis, jangan menunda-nunda, ambil setiap peluang dan sabar dalam prosesnya.” pesan Jovita.
Adapun Immamatul berbagi dalam pengalaman membangun Sastra Lingua Indonesia. Wanita yang akrab dipanggil miss Ima tersebut menyampaikan salah satu hal yang mendukung adalah personal interest.
“Sejak sekolah sampai kuliah, ketertarikan terhadap dunia bahasa merupakan bagian dari Sastra Lingua Indonesia. Agar sukses berwirausaha tentukan tujuan, cerdas menemukan pasar yang tepat, dan fokus pada hasil” ucap Ima.
Senada dengan Ima, Wawan dalam paparannya juga berbagi pengalamannya membangun karir di dunia profesional. Pertama, Wawan mendorong para penerima manfaat untuk menjadi pribadi yang aktiv di kampus.
“Kampus adalah tempat belajar segalanya. Di sini saya belajar soal politik, keislaman, kepemimpinan dan banyak lagi. Ketidaksepemahaman mendorong saya untuk terus membaca, menulis, dan berdialektika. ucap Wawan.
Selanjutnya Wawan juga mengenang pengalaman dalam membangun karir dimana networking menjadi salah satu faktor pentingnya.
“Bermula dari keinginan menyambung silaturahim dengan kawan kuliah, ternyata ayahnya merupakan Direktur perusahaan tempat saya bekerja waktu itu. Jadi networking menjadi bagian penting dalam membangun karir” kenang Wawan.
Terakhir Wawan berpesan pada penerima manfaat untuk saling berkolaborasi guna menghadirkan berbagai peluang.
“Memasuki dunia profesional kita harus terus berkolaborasi, bangun silaturahmi, memanusiakan manusia, sehingga peluang-peluang itu pun hadir ketengah-tengah kita.” tutup Wawan.
Sebanyak 52 aktivis pemimpin yang berasal dari 15 kampus besar di Indonesia (USU, UNAND, UNSRI, UI, IPB, ITB, UNPAD, UNS, UGM, ITS, UNAIR, UB, UNHAS, UNDIP,UNUD) mengikuti ACD yang digagas BAKTI NUSA kali ini. BAKTI NUSA sendiri merupakan program pengembangan kepemimpinan bagi para aktivis mahasiswa dari GREAT Edunesia yang berfokus untuk membentuk pemimpin berintegritas, cendekia, Transformatif, dan melayani masyarakat. ACD diharapkan mampu meningkatkan kualitas diri dan menyiapkan penerima manfaat untuk siap berkiprah menjalani pasca kampus.