DEPOK POS – Sebuah usaha atau perusahaan bisnis tidak lepas dengan perusahaan bisnis yang lain. Mereka saling berhubungan dan juga membutuhkan. Khususnya bila sebuah perusahaan ingin berkembang, mau tidak mau perusahaan tersebut harus bekerja sama dengan pihak lain untuk mengembangkan usahanya tersebut. Oleh karena itu, negosiasi menjadi suatu hal yang mutlak terjadi di dalam dunia bisnis. Jika tidak ada transaksi yang pastinya juga didahului dengan adanya negosiasi, maka bisnis yang direncanakan tidak akan terjadi. Dunia bisnis hidup dalam keterikatan hubungan antara konsumen, distributor, produsen, pemasok, dan pihak terkait lainnya. Dalam membangun hubungan-hubungan tersebut selalu ada negosiasi bisnis di dalamnya.
Penjelasan secara sederhana, negosiasi bisnis adalah keadaan dimana dua atau beberapa pihak saling mempengaruhi atau bertransaksi untuk kepentingan pihaknya dalam menjalankan bisnis. Tujuan idealnya adalah mencari win-win solution agar semua pihak diuntungkan, karena sudah pasti tidak ada pihak yang ingin dirugikan. Walaupun pada realitanya tidak semua negosiasi selalu ideal, dimana ada pihak yang merasa diuntungkan dan ada pihak yang merasa dirugikan. Tetatapi terlepas dari itu semua, negosiasi sesungguhnya untuk mencari titik temu antara dua pihak atau lebih.
Lalu bagaimanakah tips atau cara negosiasi bisnis dengan baik?
Kemampuan bernegosiasi dengan baik dalam bisnis saat ini dapat membuat perbedaan antara sukses dan kegagalan bisnis dengan jelas. Atas kebutuhan itu, berikut kami telah menyusun daftar enam tips negosiasi bisnis yang baik, terutama untuk bisnis Anda.
Berikut adalah tips-tips nya:
1. Jangan takut untuk meminta apa yang Kita inginkan
Tips negosiasi yang pertama adalah Kita harus tahu dan jangan takut untuk meminta apa yang Kita inginkan.
Negosiator yang sukses bersikap tegas dan juga selalu berpikir bahwa ia akan menang. Mereka tahu bahwa semua hal dapat dinegosiasikan. Ini disebut dengan kesadaran negosiasi. Kesadaran negosiasi inilah yang dapat membedakan antara negosiator dan semua orang di dunia ini.
Bersikap tegas artinya meminta apa yang Kita inginkan dan menolak serta memberikan kata Tidak sebagai jawaban.
Kita perlu melatih mengekspresikan perasaan tanpa kecemasan ataupun kemarahan. Beri tahu orang-orang apa yang Kita inginkan tentunya dengan cara yang tidak mengancam.
Contohnya, daripada mengatakan, “Anda tidak boleh melakukan hal ini,” coba ganti dengan kata-kata, “saya tidak merasa nyaman saat kamu melakukannya.”
Perhatikan ada perbedaan antara bersikap tegas dan bersikap agresif. Kita harus tegas saat menjaga kepentingan Kita sendiri tapi juga harus tetap menghormati kepentingan orang lain. Ketika Kita melihat kepentingan kita sendiri dengan tidak memperhatikan apa kepentingan orang lain, itu artinya Kita agresif. Bersikap tegas merupakan bagian dari kesadaran negosiasi.
“Tantangan”artinya tidak menerima sesuatu dengan begitu saja. Itu berarti berpikir untuk diri sendiri. Kita harus bisa membuat keputusan sendiri, sebagai lawan untuk mempercayai semua yang kita beritahu.
Secara praktis, ini berarti Kita berhak mempertanyakan harga yang diminta untuk motor atau mobil baru tersebut. Ini juga berarti Kita memiliki kewajiban untuk mempertanyakan semua yang kita baca di koran. Kita tidak bisa bernegosiasi kecuali kita bersedia untuk menantang validitas dari posisi yang berlawanan.
2. Diam dan dengarkan
Terkadang, semua orang yang Kita temui tidak bisa berhenti berbicara. Negosiator sama seperti dengan detektif. Mereka selalu mengajukan pertanyaan menyelidik dan kemudian setelah itu tutup mulut. Negosiator lain akan memberi tahu Kita semua yang perlu Kita ketahui yang harus Kita lakukan adalah mendengarkan.
Banyak konflik yang dapat diselesaikan dengan mudah apabila kita belajar bagaimana mendengarkan. Hasil dari mendengarkan yakni seni yang terlupakan.
Ingatlah, jangan menjadi seseorang yang sangat sibuk memastikan apakah orang-orang mendengar apa yang kita katakan sampai kita lupa untuk mendengarkan.
Kita dapat menjadi pendengar yang baik dengan membiarkan orang lain berbicara lebih banyak. Ikuti Aturan 70/30 yaitu mendengarkan 70 persen dari waktu, dan berbicara hanya 30 persen dari waktu.
Dorong negosiator yang lain untuk berbicara dengan mengajukan banyak pertanyaan-pertanyaan terbuka, pertanyaan yang tidak bisa dijawab dengan kata “ya” atau “tidak” secara sederhana.
3. Pastikan Kita mengerti lawan negosiasi Kita
Baiknya kumpulkan sebanyak mungkin informasi yang terkait, sebelum kita melakukan negosiasi. Apa yang mereka butuhkan? Lalu tekanan apa yang mereka rasakan? Pilihan-pilihan apa yang mereka miliki? Mengerti lawan negosiasi Kita adalah faktor sangat penting untuk negosiasi yang berhasil.
Kita tidak bisa membuat keputusan yang akurat tanpa memahami terlebih dahulu situasi pihak lain. Semakin banyak informasi yang Kita miliki tentang lawan yang kita ajak bernegosiasi, maka semakin kuat pula posisi kita jadinya.
4. Jangan terburu-buru
Tips yang selanjutnya terkait negosiasi yaitu tentang kesabaran. Terkadang bersabar menjadi hal yang sangat-sangat sulit dan permasalahannya adalah kita ingin menyelesaikannya dengan buru-buru.
Mereka pasti tahu bahwa jika Kita terburu-buru, kita akan lebih cenderung membuat kesalahan dan juga membuat kerugian bisnis atas keputusan kita. Ingatlah, ketika bernegosiasi siapa pun yang lebih fleksibel dan tenang tentang waktu akan lebih diuntungkan dibandingkan dengan yang mempunyai waktu lebih sempit.
Sebaliknya kesabaran Kita dapat menghancurkan negosiator lain apabila mereka sedang terburu-buru karena mereka mulai percaya bahwa kita tidak sedang berada di bawah tekanan untuk menyelesaikan kesepakatan. Lalu apa yang selanjutnya mereka lakukan? Mereka akan menawarkan konsesi sebagai cara memberi cara insentif untuk mengatakan Ya.
5. Memiliki target yang tinggi dan mengharapkan hasil yang terbaik
Tips selanjutnya adalah kita harus mempunyai target yang jelas serta memastikan hasil yang terbaik bagi kita.
Negosiator yang berhasil adalah orang yang optimis. Apabila kita mengharapkan lebih banyak, kita akan mendapatkan lebih banyak juga, itu adalah strategi yang terbukti untuk mencapai hasil yang lebih tinggi dengan posisi yang ekstrim.
Penjual haruslah meminta lebih dari sekedar yang mereka harapkan, dan pembeli juga harus menawarkan kurang dari yang mereka siap bayar. Orang yang mempunyai tujuan lebih tinggi melakukan lebih baik. Optimisme kita akan menjadi ramalan yang terwujud dengan sendirinya. Sebaliknya, apabila ekspektasi kita rendah, kita pun mungkin akan mendapatkan hasil yang kurang memuaskan.
6. Fokus kepada tekanan pihak lain, bukan tekanan Kita
Kita mempunyai kecenderungan untuk fokus kepada tekanan yang kita buat sendiri, pada alasan mengapa kita perlu membuat kesepakatan ini.
Ini adalah cerita lama tentang rumput yang selalu terlihat lebih hijau di halaman belakang rumah orang lain. Apabila kita jatuh ke dalam perangkap ini, maka kita bekerja melawan diri sendiri.
Ketika kita fokus kepada batasan kita sendiri, kita akan kehilangan gambaran besarnya. Dan sebaliknya, negosiator yang berhasil bertanya, “Apa tekanan dari pihak lain dalam negosiasi ini?” kita akan merasa lebih kuat ketika kita mengenali alasan pihak lain menyerah.
Kekuatan negosiasi kita sebagian berasal dari tekanan pada orang lain. Meski mereka terlihat tidak peduli, mereka pastinya mempunyai kekhawatiran dan kekuatan untuk mempertahankan tujuan mereka.
Tugas kita adalah menjadi detektif dan menangani semua hal ini. Apabila kita menemukan bahwa mereka ada di bawah tekanan, dan memang demikian, carilah cara untuk memanfaatkan tekanan itu untuk mencapai hasil yang lebih baik bagi diri kita sendiri.
Itulah beberapa tips negosiasi yang baik yang kita dapat gunakan untuk mendapatakan kesepakatan bisnis yang menguntungkan. Hal penting lainnya yang perlu kita perhatikan adalah memastikan bahwa kita maupun bisnis kita memiliki bargaining power yang lebih kuat dari lawan negosiasi kita untuk mendapatkan kesepakatan yang lebih baik.
Nafis Fauzan Elhafiz
STEI SEBI



