Bahaya Hoaks di Media Sosial: Pentingnya Literasi Digital

DEPOKPOS – Hoaks di media sosial merupakan masalah serius yang dapat memecah belah masyarakat, menimbulkan kekhawatiran, dan merusak kepercayaan masyarakat. Penyebaran informasi palsu seringkali didorong oleh motif politik, ekonomi, atau sekedar sensasional, yang semuanya dapat berdampak negatif pada stabilitas sosial dan keamanan informasi.

Pentingnya literasi digital dalam memerangi berita palsu menjadi semakin jelas. Literasi digital mencakup kemampuan  memahami, mengevaluasi, dan meninjau informasi  di internet dan media sosial. Keterampilan digital yang baik memungkinkan masyarakat menjadi lebih kritis terhadap informasi yang mereka terima dan mengurangi risiko terjerumus ke dalam perangkap kesalahan positif.

Berbagai inisiatif sedang dilaksanakan untuk meningkatkan literasi digital di Indonesia. Salah satunya adalah Gerakan Nasional Literasi Digital. Tujuannya untuk mengedukasi masyarakat agar lebih bijak dalam menggunakan media sosial dan tidak mudah terpengaruh oleh berita bohong. Program ini mencakup pelatihan keterampilan digital seperti: Penggunaan teknologi mutakhir dan kemampuan verifikasi informasi.

Selain itu, organisasi non-pemerintah seperti MAFINDO (Masyarakat Anti Fitnah Indonesia) melakukan pelatihan dan kampanye untuk mendeteksi dan memerangi berita palsu. Misalnya, MAFINDO merupakan “pembasmi misinformasi” dan berperan aktif dalam pengecekan fakta dan menyebarkan misinformasi, terutama pada platform seperti WhatsApp yang  sulit dipantau.

Keberhasilan program-program tersebut sangat bergantung pada partisipasi aktif masyarakat. Semakin banyak orang yang terlibat dalam pengecekan fakta dan menyebarkan informasi akurat, semakin kecil kemungkinan berita palsu menyebar luas. Oleh karena itu, kesadaran masyarakat dan partisipasi aktif  dalam literasi digital adalah kunci untuk membangun lingkungan informasi yang lebih sehat dan terpercaya di era digital.

Dengan demikian, literasi digital tidak hanya sekedar keterampilan teknis, namun juga  membangun budaya kritis dan bertanggung jawab dalam berhubungan dengan media sosial dan internet. Hal ini sangat penting untuk menjaga integritas informasi dan mencegah konsekuensi negatif dari pelaporan palsu.

Mutiara Alsa, Mahasiswa Universitas Pamulang

Pos terkait