Kekurangan Air, Banyak Petani Blitar Gagal Panen

BLITAR, JAWA TIMUR – Kabupaten Blitar akhir-akhir ini sering mengalami gejala gagal panen yang menyebab para petani stres dan khawatir.Gagal panen ini mulai terjadi lagi pada awal tahun 2024 sampai saat ini dan hal ini yang menyebabkan harga bahan pokok melonjak drastis yang berpengaruh pada daerah-daerah kecil dan juga pada kota-kota besar di indonesia juga.

Akibat gagal panen yang sering terjadi,para masyarakat yang hanya bisa pasrah dengan keadaan yang terjadi dan hanya bermodal yakin pada panenannya.Tetapi,banyak juga masyarakat yang tinggal di daerah pedesaan yang bekerja sebagai petani yang bekerja sambilan juga untuk kehidupan makan sehari-harinya.Hal ini dialami oleh warga desa gogodeso yang kesusahan mendapatkan air diakrenakan jarak sawah dengan sungainya cukup jauh yang sulit untuk dapat irigasi air.

Menurut Kepala desa Gogodeso, Suwanda Ariwibawa , Akibat kekurangan air yang menyebabkan gagal panen ini memicu beberapa kendala pada kehidupan pangan masyarakat sekitar.Maka dari itu,kepala desa membuat saluran air agar bisa membantu mengairi sawah yang jaraknya jauh dari sungai.”untuk mengatasi gagal panen yang terjaddi akhir-akhir ini,saya akan mengagendakan pembuatan pompa air buat irigasi agar semua sawah bisa mendapatkan air yang cukup,”terangnya.

Selain itu, para petani harus bisa berfikir pintar untuk menanam tanaman apa yang sesuai dengan keadakan musim yang sedang dialami di daerah masing-masing.Bila tidak mereka harus menerima dengan lapang dada dan ikhlas dengan hasil yang akan diterima.Karena jika mengandalkan air dari sungai secara terus menerus, sungai akan mengalami kekeringan karena musim kemarau yang berkepanjangan.

Karena Kekurangan air ini para toko bahan pokok pangan mengambil kesempatan seperti menaikkan harga panganan pokok dan mendapatkan banyak untung yang besar karena mau tidak mau para masyarakat yang bertitik tumpu pada hasil panennya dan ternyata gagal harus membeli bahan pokok.

Akibat lainnya juga seperti harga jual hasil panen menurun drastis karena kerusakan pada panennya atau kualitas pada hasil panennya.

Suwanda Ariwibawa juga menambahkan,”untuk pintar-pintar mengelola keuangan dalam kehidupan dan mencari pekerjaan sambilan(serabutan) selama kemarau yang berkepanjangan ini,dikarenakan kita tidak bisa hanya bertumpu pada hasil yang memuaskan dalam panen,” Terangnya.

Para masyarakat sekitar mulai mengambil jalur alternatif lainnya agar perairan di sawah tetap berjalan mulus yaitu dengan cara melakukan penghematan dan memanfaatkan air yang ada dan yang bisa dibagi dengan kehidupan sehari-hari.Dengan jalur alternatif inilah kendala gagal panen mulai teratasi dan mulai mendapatkan hasil yang bagus dan bisa dijual pada pemasok dengan harga yang lumayan terjadi kenaikan dibanding harga kemarin-kemarin.

Walaupun gagal panen mulai teratasi dengan cara memanfaatkan air yang ada tetapi,kendala lainnya mulai membuat bingung dan khawatir yaitu jarang turun hujan bahkan bisa dihitung berapa kali turun hujan awal tahun 2024 sampai bulan ini(mei).Karena air sungai semakin mengering dan tanah sawah mulai kering hal ini,yang membuat para petanni mulai kesusahan untuk mengatasi kendala kekeringan ini.

Kerja sampingan yang banyak diambil warga sekitar yaitu sebagai pencari ikan (nelayan) dikarenakan di desa gogodeso terdapat PLTA atau bisa disebut dengan sungai brantas yang bisa dijadikan sebagai spot mencari ikan yang diperjualbelikan pada masyarakat daerah lain.Kerja sambilan ini juga bisa mencukupi kehidupan sehari-hari sebagai pengganti gagal panen yang dialami.

Meskipun kendala gagal panen ini masih terjadi hingga saat ini,para masyarakat desa gogodeso dan sekitarnya tidak mengalami kesusahan yang sangat parah.Hal ini dikarenakan pola pikir masyarakat sekitar yang luas dan cepat mengatasi masalah yang dialami para pekerja sebagai petani ataupun pekerja lainnya.

Eka Kurnia Andyta Putri

Pos terkait