DEPOK POS – Remaja merupakan sebuah masa peralihan sebelum seseorang memasuki masa dewasa. Seseorang dapat dikatakan remaja apabila sudah menginjak usia 17 tahun. Pada masa remaja biasanya seseorang melakukan pencarian jati dirinya, pada saat itulah umumnya remaja mencoba hal-hal baru dalam hidupnya serta banyak terjadi perubahan emosi dan timbul masalah baik dari keluarga maupun lingkungan sosialnya.
Masalah yang terjadi pada keluarga maupun lingkungan sosial dapat mengakibatkan terjadinya kenakalan remaja apabila tidak ditangani dengan baik dan dalam pengawasan orang dewasa.
Kenakalan remaja merupakan pelanggaran terhadap norma, aturan, atau hukum yang berlaku pada masyarakat yang mana dilakukan pada usia remaja.
Kenakalan remaja dapat berupa perbuatan yang menyimpang dan terjadi di lingkungan sekitar, maupun ruang lingkup yang lebih luas. Kenakalan remaja dapat terjadi karena adanya kegagalan dalam mengontrol diri serta emosi selama masa perkembangan. Kegagalan dalam mengontrol diri inilah yang mendorong remaja untuk melakukan tindakan yang menyimpang.
Salah satu bentuk kenakalan remaja yang sering terjadi adalah tidak memasuki kelas pada saat jam pelajaran berlangsung, melakukan tawuran, melakukan perundungan terhadap teman, merokok atau beberapa tindakan lainnya yang melanggar norma.
Pada era globalisasi, di mana banyak terjadi perubahan global yang mendunia, baik di bidang ekonomi, sosial, politik, teknologi, lingkungan, budaya, dan lain sebagainya, dapat ditemukan berbagai jenis kenakalan remaja. Perubahan tersebut dapat memberikan dampak yang positif maupun negatif.
Salah satu dampak positif dari era globalisasi adalah kemudahan dalam penggunaan internet sehingga bisa mendapatkan informasi dengan mudah dan cepat, membantu terjalinnya komunikasi jarak jauh dengan lancar, memperluas jaringan sosial, dan dapat membantu menciptakan lapangan kerja.
Namun, ternyata era globalisasi pun dapat memberikan dampak negatif. Bagi remaja yang masih belum mampu mengontrol emosi dengan baik, kemudahan dalam mengakses internet dapat mengarah kepada hal negatif seperti mengakses video porno atau melakukan cyber bullying yang merupakan bentuk perundungan yang menyerang mental dan tidak melakukan kekerasan fisik.
Belakangan ini, sering beredar berita tentang terjadinya klitih di daerah Yogyakarta dan sekitarnya. Klitih sendiri merupakan aksi kejahatan di jalanan yang dapat merenggut nyawa dan umumnya dilakukan oleh remaja. Target dari aksi klitih tersebut merupakan siswa SMA/SMK serta anggota geng. Aksi tersebut termasuk kedalam tindak kriminal, yang termasuk kedalam salah satu bentuk kenakalan remaja berupa perundungan yang dilakukan dengan kekerasan fisik.
Kenakalan remaja dapat disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Yang termasuk kedalam faktor internal adalah adanya krisis identitas yang merupakan terjadinya perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja. Kemudian, adanya kontrol diri yang lemah, di mana remaja tidak dapat mempelajari dan membedakan tingkah laku yang baik dan benar. Sedangkan, faktor eksternal dapat terjadi karena adanya pengaruh lingkungan dari luar seperti adanya masalah keluarga, antar teman sebaya atau komunitas dan lingkungan tempat tinggal yang kurang baik. Selain itu kurangnya pengawasan dan kasih sayang dari keluarga juga dapat menjadi salah satu faktor eksternal terjadinya kenakalan remaja.
Untuk menghindari terjadinya kenakalan remaja, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengatasi terjadinya kenakalan remaja, antara lain :
1. Memberikan perhatian dan kasih sayang dari keluarga agar remaja dapat mengontrol diri dengan baik melalui bimbingan orang tua.
2. Melakukan pengawasan yang ketat terhadap remaja dalam menggunakan media komunikasi atau internet untuk mencegah masuknya pengaruh buruk dari luar.
3. Perlunya bimbingan kepribadian dari sekolah untuk membentuk karakter remaja yang baik.
4. Memberikan pembelajaran agama sejak dini agar memiliki iman yang kuat sebagai benteng pertahanan diri.
Nisa Azkiya
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka



