Bangun subuh untuk belajar, pulang malam karena mencari nafkah pun menjadi rutinitasnya
DEPOKPOS – Sosok Wakil Wali Kota Depok, Imam Budi Hartono (IBH), terlahir dari seorang ayah yang bekerja sebagi supir dan ibu seorang ibu rumah tangga.
Meski terlahir di keluarga yang sederhana, tidak menjadikan anak kelima dari tujuh bersaudara ini patah arang, nyatanya diusia 31 tahun dirinya sudah menjadi pejabat publik.
Semasa kecil, Ia bersama keluarganya hanya tinggal dirumah kontrakan dan makan seadanya.
Bahkan sesekali hanya makan menggunakan garam sebagai lauknya.
“Mungkin ini sama sepertinya dari kebanyakan kita dulu seperti itu,” ujarnya, Minggu (07/07/24).
Tidak ada yang menarik dari latar belakangnya, namun kegigihan dalam berusaha untuk merubah hiduplah yang bisa membawanya hingga ke titik saat ini.
Bekerja keras adalah bagian dari gaya hidupnya yang dilakukan setiap hari yang sudah dilakoni sejak semasa mengeyam pendidikan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 3 Jakarta.
“Bisa kuliah di Universitas Indonesia (UI) Fakultas teknik Gas Petrokimia sepertinya bukan hal yang biasa. Kesulitan biaya hidup membuat saya harus membiayai kuliah sendiri dengan mengajar privat,â ungkapnya.
Mengajar privat, IBH lakoni sapaannya sejak di SMA 3 Jakarta dan waktu kuliah di UI.
Bangun subuh untuk belajar, pulang malam karena mencari nafkah pun menjadi rutinitasnya.
Selain itu, dirinya pernah menjadi penjaga masjid dan membersihkan kebun agar bisa mendapatkan uang untuk membayar kos.
Hal apapun akan dilakukan tanpa rasa malu agar mendapatkan rezeki yang halal.
“Karena ga punya uang untuk kos saya pernah jadi James bon atau Jagain Mesjid Bersihkan Kebon. Selama masih halal bisa kita lakukan, hitung-hitung juga ibadah,” katanya.
Role model pemimpin kota yang sederhana, pekerja keras, gigih dan bersahaja serta mampu menjadi contoh untuk anak muda bahkan semua kalangan, mampu ditunjukan Imam Budi Hartono.
Lebih lanjut, dirinya yang kini bisa menjadi orang nomor dua di Kota Depok atau Wakil Wali Kota Depok masih tetap sederhana dan mau turun ke lapangan untuk membantu warga yang membutuhkan.
Hal ini terlihat dari aktivitasnya dan program kerja selama menjabat di Depok.
Program Beasiswa Sekolah Dasar (SD) Rp2 juta, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Rp3 juta, dan SMA serta Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Rp2 juta dan kuliah Rp15 juta.
Bahkan warga Depok untuk masalah kesehatan sudah mudah karena ada program BPJS gratis dimana Universal Health Coverage (UHC) Depok sudah lebih dari 98 persen.
Kemudian bagi warga lulusan SMA atau SMK, Pemerintah Kota (Pemkot) Depok memberikan fasilitas jalan-jalan dan magang kerja di Jepang dengan gaji Rp15 – 20 juta perbulan. Tahun ini saja ada 100 orang yang akan diterbangkan kesana.
“Nyok kita bangun Depok bareng-bareng,” tutupnya.