DEPOKPOS – Di zaman sekarang, disrupsi teknologi telah menjadi kekuatan utama yang mengubah banyak aspek kehidupan kita, termasuk dunia bisnis dan tenaga kerja. Teknologi baru seperti kecerdasan buatan, big data, Internet of Things (IoT), dan otomatisasi telah mengubah cara bisnis beroperasi. Teknologi ini membawa peluang dan tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya serta efisiensi baru.
Inovasi yang secara drastis mengubah atau menggantikan metode atau teknologi yang ada, seringkali mengganggu pasar atau industri yang mapan, disebut sebagai disrupsi teknologi. Bagaimana platform digital seperti Uber dan Airbnb telah mengubah industri transportasi dan perhotelan adalah contoh umum dari disrupsi ini. Di bidang sumber daya manusia, disrupsi teknologi memaksa perusahaan untuk mengubah strategi mereka untuk merekrut dan mengelola karyawan.
Di tengah-tengah perubahan ini, manajemen sumber daya manusia (SDM) semakin kompleks dan penting. Para pemimpin sumber daya manusia saat ini harus menghadapi tantangan untuk mengembangkan keterampilan baru, membuat lingkungan kerja yang inovatif, dan menggunakan teknologi canggih untuk mengelola karyawan dengan lebih efisien. Selain itu, mereka harus memastikan bahwa bisnis tetap menarik bagi talenta terbaik dan mampu menyesuaikan diri dengan perubahan pasar dan teknologi.
Disrupsi teknologi juga menyebabkan ekspektasi karyawan terhadap tempat kerja mereka berubah. Dibandingkan dengan generasi sebelumnya, generasi milenial dan Gen Z, yang sekarang menjadi mayoritas di angkatan kerja, memiliki preferensi yang berbeda. Mereka lebih menekankan betapa pentingnya menjaga keseimbangan antara kerja dan kehidupan, memberikan fleksibilitas di tempat kerja, dan memberikan kesempatan untuk berkembang secara profesional. Oleh karena itu, organisasi harus mengubah cara mereka mengelola sumber daya manusia untuk memenuhi kebutuhan generasi.
Dalam era disrupsi teknologi, perusahaan dapat menggunakan berbagai strategi untuk mengelola sumber daya manusia. Dengan memahami dan menerapkan strategi-strategi ini, perusahaan dapat menghadapi tantangan yang ada dan memanfaatkan peluang yang ditawarkan oleh disrupsi teknologi. Tujuannya adalah untuk membantu bisnis bertahan di masa perubahan dan menjadi lebih kuat. Berikut ada beberapa strategi yang dapat diterapkan perusahaan adalah sebagai berikut:
Meningkatkan Keterampilan dan Kompetensi Karyawan
Keterampilan yang dibutuhkan di tempat kerja di era disrupsi teknologi berubah dengan cepat. Perusahaan harus berinvestasi dalam pelatihan dan pengembangan karyawan untuk tetap kompetitif. Program pelatihan yang berfokus pada keterampilan digital seperti pemrograman, analisis data, dan pemahaman teknologi baru sangat penting. Selain itu, keterampilan soft skills seperti berpikir kritis, kreativitas, dan komunikasi juga harus menjadi prioritas karena ini akan membantu karyawan beradaptasi dengan cepat dengan perubahan.
Menciptakan Budaya Inovas
Perusahaan harus memiliki budaya yang mendorong perubahan dan inovasi. Ini sangat penting di era disrupsi teknologi saat ini. Perusahaan harus mendorong karyawannya untuk berpikir kreatif dan mengambil inisiatif untuk menghasilkan ide-ide baru. Ini dapat dicapai dengan memberi mereka ruang dan waktu untuk bereksperimen dan memberikan penghargaan untuk ide-ide yang berhasil. Selain itu, perusahaan harus terbuka terhadap gagasan baru dan siap untuk mengadopsi teknologi yang dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas.
Menggunakan Teknologi untuk Mengelola SDM
Selain itu, teknologi dapat membantu manajemen sumber daya manusia. Perusahaan dapat menggunakan sistem manajemen sumber daya manusia yang canggih untuk melacak kinerja karyawan, mengatur rekrutmen, dan mengatur pelatihan. Selain itu, menggunakan alat analitik untuk menganalisis data karyawan dapat membantu perusahaan membuat keputusan yang lebih baik dengan memberikan wawasan yang bermanfaat tentang tren dan kebutuhan SDM.
Mengelola SDM di zaman disrupsi teknologi, sumber daya manusia memerlukan pendekatan yang inovatif, adaptif, dan holistik. Dengan perkembangan teknologi yang terus-menerus, perusahaan harus terus mempertimbangkan dan memperbarui strategi SDM mereka untuk tetap relevan dan kompetitif. Untuk memastikan bahwa tenaga kerja siap menghadapi perubahan teknologi yang cepat, sangat penting untuk investasi dalam pengembangan keterampilan dan kompetensi karyawan.
Dengan menerapkan strategi-strategi ini, perusahaan tidak hanya akan mampu mengatasi tantangan yang muncul akibat disrupsi teknologi, tetapi juga akan mampu memanfaatkan peluang yang ada. Dalam jangka panjang, pendekatan ini akan membantu perusahaan untuk tidak hanya bertahan tetapi juga berkembang di era digital.
Fildra Azzahra Qotrunnada dari ITB Ahmad Dahlan Jakarta