Menyambut datangnya Tahun baru Hijriyah 1446 dapat dilakukan dengan mengetahui sejarah dan keistimewaannya.
DEPOKPOS – Tahun baru Hijriyah merujuk kepada peristiwa hijrah Rasulullah SAW dari kota Mekkah ke kota Madinah pada Tahun 662 masehi.
Pada bulan Muharram bukan hanya menandakan awal dimulainya Tahun Hijriyah, Tetapi juga menandakan awal perkembangan Islam dan menjadi sejarah besar bagi umat Islam.
Dengan datangnya Tahun baru Hijriyah pada tangga 7 Juli 2024, merupakan sebuah kesempatan untuk merenungkan perjuangan Nabi Muhammad SAW dalam menyebarkan agama Islam dan menerapkan nilai-nilai keislaman dalam Kehidupan.
Sebagai bulan yang di muliakan Allah SWT, Muharram memiliki kemulian dan sejarah panjang yang berkaitan dengan awal dari penanggalan bulan Hijriyah.
Sejarah Bulan Muharram
Muharram sebelum datangnya ajaran agama Islam, sudah dikenal oleh masyarakat Jahiliyyah. Pada bulan Muharram umat Islam dilarang melakukan peperangan dan perbuatan yang buruk.
Melansir dari laman MUI, Ibnu Hajar Al-Asqolani dalam kitab Fathu-Baari menjelaskan asal muasal lahirnya penanggalan bulan Hijriyah.
Sejarah kalender Islam diawali ketika Gubenur Musa Al-Asyari mengirimkan surat kepada Khalifah Umar Bin Khatab pada 17 Hijriyah yang mengungkapkan kebingungan perihal surat yang tidak memiliki tahun.
Pada masa itu, masih mengambil tradisi Arab pra-Islam yakni dengan menyantumkan tanggal dan tahun saja. hal ini menyulitkan dalam pengarsipan dokumen, dengan perkara tersebut munculah gagasan awal untuk menetapkan kalender Islam.
Khalifah Umar Bin Khatab menindak lanjuti hal tersebut sehingga memilih Ali Bin Abi thalib, Abdurrahman bin Auf RA, Utsman bin Affan, Zubair bin Awwam RA, Sa’ad bin Waqqas, serta Thalhan bin Ubaidillah sebagai tim yang bertugas penyusunan kalender Islam.
Kemudian perlu adal keputusan awal dari tahun pada kalender Islam, banyak usulan yang muncul seperti diambil dari tahun lahirnya Nabi, pada Hari wafatnya nabi, sehingga dalam hal ini di putuskan bahwa awal tahun Hijriyah diambil pada masa Hijrah dari Mekkah ke Madinah.
Keistimewaan Bulan Muharram
Keistimewaan bulan Muhharam sudah tampak pada Arab Pra-Islam. Pada masa itu masyarak Jahiliyyah dilarang untuk berperang dan bertumpah darah yang telah berlaku sejak lama. Muharram sebagai bulan yang dimuliakan juga tersirah didalam surat At-Taubah ayat 36.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَا لْاَ رْضَ مِنْهَاۤ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗ
“Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan Bumi, di antaranya ada empat bulan haram.” (QS. At-Taubah 9: Ayat 36)
Melansir dari laman Detikjateng “empat bulan haram (mulia) sebagaimana yang dijelaskan oleh at-Thabari dalam tafsirnya yaitu bulan Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab”.
Keistimewaan lainya bulan ini adalah Puasa tasu’ah dan Asyura, sebagaimana dalam hadis dari Abu Hurairah yang diriwayatkan oleh Imam Muslim.
Rasulullah bersabda: “Sebaik-baik puasa setelah Ramadan adalahpuasa di bulan Allah, bulan Muharram.” (HR. Muslim)
Menurut Imam Nawawi hadis ini penegasan bahwa sebaik-baik bulan untuk berpuasa adalah bulan Muharram.
Dengan demikian, Sebagai umat Islam dengan datangnya tahun yang baru ini, memacu diri menjadi lebih baik sehingga lebih baik dari tahun sebelumnya.
Mengambil nilai-nilai kebaikan yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW dalam kehidupan sehari-hari.
Hal ini mendorong untuk menjadi pribadi yang lebih baik dalam menjalani kehidupan sesuai dengan ajaran agama Islam dengan penuh kesadaran dan keikhlasan.
Sadam Husen, mahasiswa UIN Jakarta