Oleh Ammar Isykarima, Guru Pancasila di SD Swasta Kota Depok
Penyerangan Israel ke Gaza sudah memasuki hari ke 212. Sampai saat ini belum terlihat bakal selesai penyerangan tersebut. Sudah sekitar 30.000 lebih orang yang menjadi korban. Sementara yang terluka lebih dari 70.000. Kemudian lebih dari 1.000.000 warga Gaza mengungsi dengan segala keterbatasan makanan dan air. Angka-angka di atas sesungguhnya mengandung sangat banyak sekali cerita-cerita yang mengerikan, memilukan, memprihatinkan, menyedihkan, miris, dan tentunya membuat kemarahan yang mendalam bagi para pembela kemanusiaan.
Dalam 212 hari ini sangat banyak sekali berbagai cerita pembantaian sangat keji yang belum pernah kita saksikan di abad modern ini. Di awal bulan terdapat rombongan pengungsi yang di dalamnya banyak wanita dan anak-anak. Mereka berada dalam beberapa konvoi kendaraan. Salah satunya adalah truk kontainer yang mengangkut sejumlah rombongan. Saat rombongan berjalan di suatu jalan besar disana. Mereka pun di target oleh penjajah Israel. Seketika langsung di tembak dengan bom menggunakan drone. Tak terbayangkan bagaimana keadaan mereka.
Sungguh masih sangat banyak cerita-cerita lainnya. Cerita ini juga terdapat di awal-awal. Sejumlah warga beserta wanita dan anak-anak telah mengungsi di suatu halaman rumah sakit di Gaza. Sebagai orang yang punya kemanusiaan kita mengira rumah sakit adalah tempat aman. Kita berprasangka bahwa penjajah tidak akan menyerang rumah sakit. Ternyata prasangka itu salah. Benar saja, halaman rumah sakit yang penuh pengungsi itu pun juga diserang dengan roket penjajah Israel. Seketika 400 an orang pun menjadi korban. Sudah pasti termasuk wanita dan anak-anak.
Sepertinya cukup dia cerita saja diantara jutaan cerita lainnya yang disampaikan disini. Dua cerita diatas saja sudah cukup kiranya bagi kita untuk bersimpati kepada Palestina khususnya yang ada di Gaza. Marilah kita kirimkan doa-doa kita kepada mereka. Kita sisihkan uang yang bisa kita berikan kepada mereka melalui lembaga kemanusiaan yang terpercaya. Kita suarakan suara kemanusiaan bela Palestina di berbagai sarana yang ada.
Kemudian yang paling penting lagi adalah kita harus pastikan negara kita menutup pintu normalisasi dengan penjajah Israel. Kita mengapresiasi pernyataan dari pihak Kemenlu yang membantah kabar adanya upaya membuka hubungan diplomatik antara Indonesia dengan penjajah Israel. Kita harapkan juga sikap seperti ini yaitu tidak membuka hubungan dengan Israel diteruskan oleh pemerintahan berikutnya.