Penelitian Doktor FKUI: Yoga Modifikasi Efektif Kurangi Gejala Nyeri pada Penderita Nyeri Kepala Servikogenik

DEPOK – Cervicogenic headache (CGH) atau nyeri kepala servikogenik adalah jenis sakit kepala yang berasal dari leher dan sering kali diikuti dengan keterbatasan gerakan leher. Sampai dengan saat ini, banyak pasien tetap merasakan nyeri meskipun telah menjalani berbagai pengobatan, termasuk operasi.

Penelitian terbaru yang dilakukan oleh peserta Program Doktor Ilmu Kedokteran Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Indonesia (UI), dr. Robiah Khairani Hasibuan, Sp.N(K), menunjukkan bahwa yoga modifikasi dapat menjadi alternatif efektif untuk mengatasi nyeri pada penderita CGH. Yoga, dengan berbagai gerakan yang membantu melenturkan otot dan memperbaiki postur tubuh, menjadi alternatif terapi CGH yang lebih alami dan holistik. Ada 13 jenis yoga dengan ratusan gerakan yang sangat beragam, sehingga perlu dipilih gerakan yang sesuai dengan kondisi pasien (yoga modifikasi).

Bacaan Lainnya

Pada penelitian ini, dr. Robiah mengkaji dampak yoga modifikasi dibandingkan dengan terapi konvensional terhadap daya tahan kardiorespirasi, fleksibilitas tubuh, nyeri, kadar kortisol saliva, dan tingkat depresi pada pasien CGH. Penelitian dilakukan menggunakan metode uji klinis acak dengan 66 subjek yang dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok yoga dan kelompok kontrol.

Pada kelompok yoga, mereka menjalani latihan yoga modifikasi dua kali seminggu selama 12 minggu, sementara kelompok kontrol hanya menerima pengobatan konvensional dan latihan fisioterapi. Parameter yang diukur meliputi intensitas nyeri, frekuensi dan durasi nyeri, tingkat depresi, fleksibilitas tubuh, dan kadar kortisol saliva.

“Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa latihan yoga modifikasi memberikan efek yang signifikan terhadap pengurangan nyeri dan perbaikan fleksibilitas tubuh pada pasien CGH,” kata dr. Robiah dalam sidang promosi doktor yang diselenggarakan Program Doktor Ilmu Kedokteran FKUI di Ruang Auditorium Lantai 3 Gedung IMERI FKUI, Kampus UI Salemba, pada Jumat (12/7).

Dokter spesialis saraf ini juga menambahkan, bahwa latihan yoga modifikasi dapat membantu menurunkan kadar kortisol saliva yang berhubungan dengan stres dan meningkatkan daya tahan kardiorespirasi. Setelah 12 minggu, kelompok yoga menunjukkan perbaikan yang lebih baik dibandingkan kelompok kontrol. Intensitas, frekuensi, dan durasi nyeri berkurang secara signifikan.

“Hasil penelitian menunjukkan bahwa latihan yoga modifikasi dapat menjadi bagian penting dalam terapi CGH. Latihan ini tidak hanya membantu mengurangi nyeri tetapi juga memperbaiki keseimbangan fisik dan mental pasien. Fasilitas pelayanan kesehatan disarankan untuk menyediakan program yoga modifikasi sebagai bagian dari terapi komprehensif untuk pasien CGH,” ujar dr. Robiah.

Penelitian disertasi yang dilakukan oleh dr. Robiah Khairani Hasibuan ini berjudul “Efek Yoga Modifikasi Dibandingkan Terapi Konvensional terhadap Cardiorespiratory Endurance, Fleksibilitas Tubuh, Nyeri, Kadar Kortisol Saliva, dan Tingkat Depresi, pada Pasien Cervicogenic Headache”. Promotor pada disertasi tersebut adalah Guru Besar Neurologi FKUI Prof. Dr. dr. Salim Harris, Sp.N(K), FICA, dengan ko-promotor Dr. dr. Fitri Octaviana, Sp.N(K) dan Dr. dr. Riwanti Estiasari, Sp.N(K).

Hasil penelitian dr. Robiah memberikan harapan baru bagi penderita CGH dalam tata laksana pengobatan yang lebih efektif dan alami. “Penelitian ini diharapkan akan memberikan kontribusi maksimal untuk fakultas kedokteran di mana yang bersangkutan bekerja. Penelitian yang dilakukan sangat menarik, karena yoga tidak memerlukan (alat) apapun dan ini bisa diberikan kepada seluruh masyarakat (yang mengalami CGH),” ujar Prof. Salim.

Dalam sidang yang dipimpin oleh Prof. Dr. dr. Rini Sekartini, Sp.A(K), dr. Robiah berhasil mempertahankan disertasinya dengan menjawab berbagai sanggahan dan pertanyaan dari tim penguji yang diketuai oleh Prof. Dr. dr. Suhendro, SpPD- KPTI, dengan anggota Dr. dr. Nani Cahyani Sudarsono, Sp.KO; Prof. dr. Indah Suci W, M.S, M.Sc, CM-FM, Ph.D; Dr. dr. Kristiana Siste Kurniasanti, Sp.KJ(K); Dr. dr. Jacob Pandelaki, Sp.Rad(K) dan penguji tamu dari Universitas Sumatera Utara, Prof. Dr. dr. Aldy Safruddin Rambe, Sp.N(K).

Pos terkait