DEPOK POS – Dalam organisasi yang dilaksanakan dalam dunia pendidikan maupun non pendidikan menjadi pembahasan yang memiliki daya tarik sendiri. Beberapa bagian orang, misalnya dalam dunia kampus/Universitas menganggap organisasi sebagai gambaran makna diri dan efektivitas menguji dan mengembangkan bakat serta potensi diri. Namun, beberapa bagian lain di antaranya menganggap sebaliknya, bahwa dunia organisasi dianggap hanyalah kesibukan belaka yang tidak membawa manfaat bagi dunia perkuliahan. Organisasi memang memiliki banyak pandangan baik maupun buruk. Namun bagi penulis, organisasi adalah kegiatan dalam forum yang penting karena memiliki manfaat dalam jangka panjang.
Dalam keorganisasian pasti memiliki banyak bidang yang dapat ditekuni dan dijadikan bagian pengembangan untuk diri sendiri. Seperti salah satu bidang yang ingin penulis bahas adalah bidang public relations (PR) atau hubungan masyarakat (Humas). PR merupakan sebuah bidang dalam keorganisasian yang dapat mempengaruhi pandangan dan opini orang lain terhadap citra organisasi tersebut. Kasali mengungkapkan bahwa PR adalah bagian dari langkah kegiatan yang dinilai sangat efektif dan strategis dalam pendekatan untuk digunakan dalam konsep-konsep komunikasi.
Abdulrachman membagi PR menjadi dua definisi: (1) PR merupakan sebuah teknik dalam komunikasi, (2) PR merupakan metode dalam komunikasi. Jadi, dapat diambil garis besar bahwa PR atau public relations memiliki kaitan dengan komunikasi yang digunakan sebagai teknik dan metode, diikuti peran PR dalam membangun citra yang baik di organisasi.
Sesudah menamatkan bangku perkuliahan, pejuang gelar harus mampu mengejar target sesuai kriteria pekerjaan di masa depan. Namun, permasalahan bagi mahasiswa yang sudah menjadi alumni adalah kriteria pelamar pekerjaan tersebut. Perusahaan-perusahaan besar biasanya membatasi satu sampai dua tahun untuk pengalaman kerja. Lalu, bagi mahasiswa yang baru lulus untuk dapat mencukupi kriteria tersebut dapat ditempuh melalui organisasi. Untuk itulah mahasiswa harus memiliki pengalaman semasa duduk di bangku perkuliahan guna mempermudah diri sendiri di masa depan. Suatu organisasi akan berdiri jika memiliki anggota di dalamnya, untuk mendapat anggota yang sesuai keinginan suatu organisasi harus memiliki citra yang baik.
Agar mampu menggambarkan citra yang baik, disitulah peran dan fungsi PR dibutuhkan. Karena public relations atau PR menjalankan peran sebagai good image maker, maksudnya adalah memberikan citra yang baik dengan menciptakan reputasi yang positif. Untuk menciptakan reputasi positif dimulai dari keunggulan dalam berkomunikasi yang baik dengan orang lain, kemampuan berbicara atau public speaking, memberikan empati terhadap suatu permasalahan yang terjadi juga berupaya berprestasi dalam berbagai ajang lomba. Selanjutnya, fungsi dari PR sendiri adalah membina hubungan yang harmonis baik dalam internal (sesama anggota) maupun eksternal (non anggota) dan menjalankan komunikasi dengan dua arah, seperti memberikan informasi kepada publik kemudian menyalurkan opini/aspirasi publik kepada internal. Dengan menjalankan peran dan fungsi ini dengan baik, maka citra dan reputasi di mata non anggota organisasi akan tercatat dengan baik pula. Jadi dapat diketahui, peran dan fungsi PR untuk meningkatkan citra dalam organisasi yang paling utama adalah sebagai komunikator.
Selanjutnya, dampak PR bagi non anggota organisasi jika anggota organisasi menjalankan dengan baik peran dan fungsi PR adalah meningkatnya kemauan dari non anggota untuk menjadi anggota organisasi.
Contohnya, dengan melihat anggota organisasi yang memiliki keahlian berbicara di depan orang banyak dalam pawai ataupun acara kampus yang kemudian akan menimbulkan rasa ingin untuk menjadi orang tersebut. Lalu dampak lain yang dapat ditimbulkan oleh PR dalam meningkatkan citra bagi non anggota organisasi adalah perasaan empati. Seperti yang kita ketahui bahwa menjadi anggota organisasi seperti BEM akan sering mengadakan aksi tolong menolong dengan menggelar acara mini konser ataupun turun ke jalan untuk meminta sumbangan yang akan disalurkan kepada orang-orang yang membutuhkan. Dengan melihat kerja keras tersebut, akan menaikan citra baik bahkan berdampak positif bagi non anggota organisasi karena menggugah perasaan empati untuk menolong sesama. Contoh lainnya adalah dalam aksi demonstrasi yang digelar di jalan, diawali dari anggota organisasi yang kemudian mengajak mahasiswa lain untuk turun ke jalan demi mendapatkan keadilan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa PR sebagai alat komunikasi dalam organisasi yang memiliki pengaruh terhadap peran dan fungsinya untuk membangun citra baik bagi non anggota organisasi. Dengan menjalankan peran dan fungsi dengan sungguh-sungguh dapat meningkatkan citra yang baik bagi non anggota organisasi karena dapat meningkatkan perasaan kemauan dan empati. Organisasi merupakan kegiatan dalam forum yang penting karena dapat mengasah pengetahuan dan keterampilan yang tentunya sangat berguna dalam dunia kerja. Jadi, peran dan fungsi PR sebagai komunikator dalam organisasi sangat berkaitan erat dengan citra di mata orang lain/non anggota organisasi.
Aliesa Athirah Ghassani
Mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Prof Dr. Hamka



