DEPOKPOS – Dalam era modern yang serba cepat ini, banyak orang merasa terjebak dalam lingkaran rutinitas yang hanya fokus pada pencapaian materi dan mengejar kesuksesan duniawi. Namun, pertanyaannya adalah: apakah hanya orientasi pada dunia saja sudah cukup untuk mencapai kehidupan yang memuaskan dan berarti?
Kehidupan duniawi sering kali diidentikkan dengan pencapaian materi seperti kekayaan, jabatan, dan status sosial. Banyak orang beranggapan bahwa dengan mencapai semua ini, mereka akan meraih kebahagiaan dan kepuasan hidup.
Memang, memiliki kebutuhan dasar yang terpenuhi dan menikmati kenyamanan hidup dapat memberikan rasa puas dan keamanan. Namun, apakah kepuasan ini bersifat permanen atau hanya sementara?
Islam tidak melarang pencapaian duniawi atau keberhasilan materi, tetapi menekankan bahwa semua pencapaian harus dilakukan dalam batas-batas yang ditetapkan oleh Allah. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) kehidupan akhirat dan janganlah kamu lupakan bagianmu dari kehidupan duniawi.” (QS. Al-Qasas: 77)
Ayat ini menunjukkan bahwa meskipun pencapaian duniawi diperbolehkan, seseorang tidak boleh melupakan tanggung jawabnya terhadap kehidupan akhirat. Islam mengajarkan bahwa segala sesuatu yang dimiliki di dunia ini adalah titipan dari Allah dan harus digunakan dengan bijaksana.
Penelitian menunjukkan bahwa kepuasan dari pencapaian materi sering kali bersifat sementara dan dapat menurun seiring waktu. Ketika seseorang mencapai satu tujuan, keinginan baru sering muncul, dan siklus pencapaian yang berkelanjutan ini bisa menjadi tanpa akhir. Selain itu, terlalu fokus pada pencapaian materi dapat menyebabkan stres dan kelelahan, dan mengabaikan aspek-aspek penting lainnya dalam kehidupan.
Keseimbangan antara pencapaian duniawi dan aspek spiritual adalah kunci untuk kehidupan yang memuaskan.agama mengajarkan bahwa kehidupan yang bermakna tidak hanya bergantung pada pencapaian duniawi, tetapi juga pada pemenuhan spiritual dan emosional.
Keseimbangan antara kebutuhan fisik dan spiritual dapat memberikan kedamaian batin dan kebahagiaan yang lebih mendalam. Kehidupan spiritual bisa mencakup berbagai bentuk, seperti sholat, berdzikir, berdoa, atau meditasi. Praktik ini dapat membantu seseorang untuk merasa lebih terhubung dengan tujuan hidup yang lebih besar, memberikan makna, dan menemukan kepuasan yang lebih mendalam yang tidak tergantung pada pencapaian materi.
Islam mengajarkan pentingnya keseimbangan antara pencapaian duniawi dan persiapan untuk akhirat. sebagaimana dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda:
“Barangsiapa yang duniawi tidak mempengaruhi akhiratnya, maka dia adalah orang yang beruntung. Namun, jika duniawi mempengaruhi akhiratnya, maka dia adalah orang yang merugi.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits tersebut menekankan bahwa keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat adalah kunci untuk mendapatkan kebahagiaan yang sesunggguhnya. Fokus yang hanya pada aspek duniawi tanpa memikirkan akhirat dapat menyebabkan kerugian spiritual dan emosional.
Selain pencapaian materi dan spiritualitas, hubungan sosial juga memainkan peran penting dalam kesejahteraan seseorang. Hubungan yang sehat dengan keluarga, teman, dan komunitas dapat memberikan dukungan emosional, rasa saling peduli, dan kebahagiaan.
Penelitian menunjukkan bahwa kualitas hubungan sosial dapat memengaruhi kesehatan mental dan fisik secara signifikan. Dalam Islam juga mengajarkan pentingnya tanggung jawab sosial dan etika dalam pencapaian duniawi. Berbuat baik kepada sesama, berbagi rezeki, dan memenuhi hak-hak orang lain adalah bagian dari ajaran Islam yang harus diikuti. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:
“Dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Baqarah: 195)
Perbuatan baik dan berbagi rezeki yang diperoleh dari pencapaian duniawi adalah cara untuk mendapatkan keberkahan dari Allah dan memperkuat hubungan sosial
Dalam mencari makna hidup, orientasi hanya pada dunia saja tidaklah cukup. Meskipun pencapaian materi dapat memberikan rasa puas dan keamanan, keseimbangan yang sehat antara pencapaian duniawi, pemenuhan spiritual, dan hubungan sosial sangat penting untuk mencapai kehidupan yang benar-benar berarti dan memuaskan.
Menyadari pentingnya ketiga aspek ini dapat membantu seseorang untuk hidup lebih seimbang dan bahagia. Dalam perspektif Islam, fokus hanya pada pencapaian duniawi tidaklah cukup untuk mencapai kehidupan yang penuh makna dan bahagia.
Keseimbangan antara pencapaian materi, pemenuhan spiritual, dan tanggung jawab sosial sangat penting untuk mencapai kehidupan yang memuaskan dan abadi. Islam mengajarkan bahwa duniawi harus digunakan dengan bijaksana dan tidak boleh mengabaikan tanggung jawab spiritual dan sosial. Dengan mengikuti ajaran Islam, seseorang dapat mencapai keseimbangan yang harmonis antara kehidupan dunia dan akhirat, serta meraih kebahagiaan yang hakiki.
Nadiya Alya Syafira
Mahasiswi STEI SEBI