Flushing PLTA Lodoyo, Warga Diminta Jauhi Sungai Brantas hingga 24 Mei

BLITAR, JAWA TIMUR – Flushing di PLTA Lodoyo yang tepatnya di Dusun Serut, Desa Gogodeso dilaksanakan pada hari Senin, 20 Mei 2024 WIB sampai dengan selesai. Flushing atau yang dikenal oleh masyarakat sekitar dengan sebutan Pladu. Perum Jasa Tirta (PJT) melakukan flushing atau penggelontaran air di dua bendungan di Kabupaten Blitar, yaitu Bendungan Wlingi (Jegu) dan Bendungan Lodoyo (Serut).

Rencana ini akan berlangsung hingga tanggal 24 Mei 2024.Fluhing sendiri merupakan proses pemeliharaan waduk dengan cara membuka pintu-pintu air waduk secara terukur, sediman waduk akan terbawa aliran deras air. Akibat dari adanya sedimantasi, volume tampungan waduk kian hari semakin berkurang.

Selain itu, flushing juga bermanfaat untuk membersihkan sungai dari sampah, lumpur dan endapan lainnya. Sehingga dapat meningkatkan kualitas air, mengurangi resiko banjir dan mendukung lingkungan hidup yang lebih sehat untuk masyarakat di sekitarnya. Hal ini, juga akan memperkuat kestabilan bangunan yang ada di sepanjang aliran Brantas. Dengan besarnya manfaat tersebut, PJT I mengagendakan flushing waduk menjadi kegiatan pemeliharaan rutin tahunan.

Menurut Kepala Desa Gogodeso, Bapak Suwanda Ariwibawa, “Dengan adanya flushing ini saya juga menghimbau kepada warga agar tidak terlalu dekat dengan tempat kegiatan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” ujarnya. Jadi, kepala desa juga sudah mengingatkan kepada warganya tentang hal tersebut.

Selama proses flushing berlangsung, warga setempat biasanya beramai-ramai mencari ikan yang terbawa oleh derasnya air. Namun, biasanya juga sebelum sirine flushing berbunyi masyarakat sekitar berbondong-bondong mencari tempat yang menurutnya banyak mendapatkan hasil ikan. Masyarakat yang mendapatkan ikan banyak itu biasanya sebagian dijual dan sebagian lagi dimasak untuk lauk pauk.

Kegiatan flushing, juga membantu masyarakat untuk mendapatkan penghasilan tambahan dari banyaknya ikan yang didapat untuk bisa diperjual belikan di luar daerah maupun disekitarnya. Dengan hal ini, masyarakat dapat juga dijadikan aktivitas tambahan setelah bekerja selama kegiatan flushing berlangsung. Dari pengahasilan tersebut, dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan dan mencukupi hal lainnya.

Salah satu warga bernama Rojiun mengatakan, “pladu tahun ini saya mendapatkan ikan lumayan banyak untuk bisa dijual. Perkilonya biasanya saya jual seharga Rp.20.000 namun, sebagian saya masak sendiri,”ujarnya. Kegiatan mencari ikan ini berlanjut hingga malam hari. Bukan hanya masyarakat setempat saja yang mencari ikan tetapi, banyak masyarakat dari desa lain yang juga mencari ikan.

Jadi, Itulah beberapa keuntungan yang didapat masyarakat sekitar dari diadakannya kegiatan flushing yang bisa dijadikan pekerjaan tambahan. Selain mencari ikan banyak warga sekitar maupun pedagang lainnya yang berjualan makanan ringan disekitar PLTA untuk menambahkan penghasilan dan pekerjaan sampingan.

Bagi masyarakat sekitar maupun luar daerah menganggap kegiatan flushing ini sebagai pengahasil tambahan atau pekerjaan tambahan. Karena ikan-ikan yang didapat bisa diperjual belikan dengan harga yang sesuai jerih payahnya. Sebab menangkap ikan pada saat adanya kegiatan flushing sangat rawan dengan kejadian hanyut atau terbawa arus.

Maka dari itu, hanya masyarakat yang sudah mahir dalam mencari ikan yang bisa mendapatkan hasil banyak. Jadi, untuk masyarakat yang belum mahir ataupun masih mencoba mencari ikan pada saat kegiatan flushing tahun ini diharapkan untuk tetap berhati-hati sebab resiko yang dialami sangat besar dan tempatnya pun sangat rawan dari hal yang tidak diinginkan.

Indriana

Pos terkait