JAKARTA – Pusat Pengkajian Pengembangan Islam Jakarta (PPIJ) atau Jakarta Islamic Centre (JIC) menggelar Seminar Penanganan Stunting Berbasis Masjid di Lobby Convention Hall JIC, Rabu (31/7/2024).
Kepala Pusat PPIJ KH Didi Supandi mengatakan seminar ini adalah bagian dari kontribusi PPIJ dalam membantu mengatasi persoalan umat. Stunting adalah bagian dari persoalan umat.
Dikatakan Kiai Didi, angka prevalensi stunting nasional pada tahun 2019 hampir menyentuh 28 persen.
“Pada 2024 pemerintah menargetkan dibawah 20 persen,” ujar Kiai Didi saat menyampaikan pengantar diskusi.
Untuk lingkup Jakarta, angka prevalensi sebesar 14,8 persen. Angka stunting terendah di wilayah Jakarta Selatan tercatat angka terendah. Sementara Kepulauan Seribu tercatat angka stunting tertinggi di Jakarta.
Meski angka prevalensi Jakarta terbilang rendah skala nasional, namun angka ini perlu ditekan seminimal mungkin.
“Perlu saling bahu membahu. Meski angka sudah rendah, tetapi perlu diminimalisir,” ungkap Kiai Didi.
Menurut Kiai Didi, stunting pada balita bukan hanya disebabkan kekurangan gizi saja. Tetapi juga disebabkan persoalan kebersihan lingkungan tempat tinggal.
“Problem stunting pada balita secara total kekurangan gizi hanya 30 persen saja. Tetapi 70 persen kurangnya perhatian orangtua, soal kebersihan lingkungan di rumah, air bersih,” ujar Kiai Didi.
Untuk itu, lanjut Kiai Didi, perlu peran ustaz-ustazah. Dibutuhkan peraan masjid. “Masjid memiliki peran keummatan. Tidak hanya ibadah mahdah, tetapi juga ibadah ghairu mahdah,” lanjut Kiai Didi.
Seminar dibuka oleh Aceng Zaini, Kepala Bagian Mental Spritual Biro Pendidikan Dan Mental Spritual (Dikmental) Pemerintah Provinsi DK Jakarta.
Sebelum membuka, Aceng meminta setiap peserta mengkampanyekan penting nya air susu ibu (ASI) untuk para balita.
“Jangan kasih anak susu kaleng. Tetapi kasih ASI. Insyaallah anaknya cerdas, shalih,” tegas Aceng.
Menurut Aceng, Pemprov DK Jakarta siap berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk pencegahan stunting.
“Stunting ini butuh perhatian. Kolaborasi antara Pemprov DKI Jakarta, PPIJ, Dinas Kesehatan,” kata Aceng.
Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jakarta KH Ma’mun Al Ayyubi hadir menjadi salah satu narasumber seminar. Menurut Kiai Ma’mun, masjid memiliki peran strategis dalam mencegah stunting.
“Kenapa harus berbasis masjid? Masjid menjadi satu-satunya tempat yang mendapat legitimasi Allah.Masjid tempat berkumpul nya umat,” ujar Kiai Ma’mun.
Pelayanan yang bisa dilakukan masjid adalah menyediakan fasilitas layanan kesehatan.
“Misalnya layanan kesehatan umat di masjid. Maka sudah banyak masjid yang membuka klinik kesehatan. Termasuk untuk penanganan stunting,” ujar Kiai Ma’mun.
Kiai Ma’mun mencontoh salah satu masjid di kawasan Bambu Apus, Jakarta Timur yang perlu ditiru. Di masjid itu, setiap hari menyediakan sekira 300 porsi makan siang gratis. Program ini dinilai dapat mengurangi angka stunting.
Selain Kiai Ma’mun, hadir pula narasumber lain. Seperti Saiful Amri, Kepala Bidang Urusan Agama Islam Kanwil Kemenag DKI Jakarta dan perwakilan dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta. Acara ini dihadiri oleh ratusan peserta dari berbagai kalangan.*