DEPOKPOS – Reog Kendang Tulungagung adalah kesenian tradisional yang berasal dari Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur.
Kesenian ini telah menjadi bagian dari budaya setempat sejak tahun 1978 dan memiliki cerita yang unik dan berbeda dengan kesenian lainnya. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara rinci tentang sejarah, gerakan, dan kostum yang digunakan dalam pementasan Reog Kendang Tulungagung.
Dan pernah 2.400 pelajar dari berbagai jenjang pendidikan di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Kamis melakukan tarian massal kesenian reog kendang dan berhasil mencatatkan diri dalam Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) nomor 7.181. Proses pemecahan rekor tarian masal reog kendang yang merupakan kesenian khas Tulungagung itu digelar di halaman GOR Lembu Peteng, Tulungagung dan disaksikan oleh belasan ribu warga setempat.
Sejarah Kesenian Reog Kendang
Reog Kendang Tulungagung diciptakan terinspirasi dari kisah enam prajurit yang mengiringi sang ratu, Ratu Kilisuci, ke Gunung Kelud. Rombongan tersebut terdiri dari enam prajurit yang mengalami kesulitan dalam perjalanan mengiringi sang ratu. Mereka harus menuruni lembah curam dan terjal, membawa beban perbekalan yang berat, hingga berjalan sampai terbungkuk-bungkuk. Sesampainya di puncak gunung, mereka melihat sang ratu terjatuh ke dalam kawah. Para prajurit pun membantu sang ratu dengan mengeruk kawah tersebut. Prajurit lainnya, Jathsura ikut terjun yang menyebabkan ia tewas terkubur dalam kawah.
Gerakan dan Alat Musik
Pementasan Reog Kendang Tulungagung dilakukan oleh enam penari yang membawa alat musik berbeda-beda. Masing-masing penari dibekali kendang atau dhondong selama pertunjukan. Kendang yang digunakan beragam, mulai dari kendang kerep, kendang arang, kendang imbal 1, kendang imbal 2, kendang keplak, dan kendang trinthing. Selama pertunjukan, penari Reog Kendang akan menari dengan iringan musik dan lagu Jawa. Alat musik yang biasanya digunakan mengiringi pertunjukan Reog Kendang, yakni kenong, gong, dan terompet. Lagu Jawa yang kerap dibawakan untuk mengiringi Reog Kendang, di antaranya Gandariya, Angkleng, Loro-loro, Pring Padapring, Ijo-ijo, dan masih banyak lagi.
Kostum dan Gerakan
Penari Reog Kendang Tulungagung menggunakan kostum yang khas dan berbeda dengan kesenian lainnya. Kostum tersebut meliputi berbagai elemen, seperti topeng, busana, dan atribut yang digunakan dalam pementasan. Gerakan yang dilakukan secara berpasangan, seperti ngiling maju, juga menjadi bagian dari kesenian ini. Gerakan ini dilakukan dengan cara ngiling maju, yang berarti berjalan dengan langkah kaki yang berbeda-beda, serta gerakan dari kepala hingga pundak, dan ekspresi wajah yang serius.
Gerakan dalam Reog Kendang.
Dengan berjumlah enam orang, penari akan melakukan sembilan gerakan. Setiap pergantian gerakan akan ditandai dengan aba-aba oleh pengendang dhodhog kerep, seperti:
Gerak Baris
Gerakan berbaris lurus dengan dhohog kerep berada di barisan paling depan. Kemudian kaki berjalan mengikuti irama kendang. Gerakan ini dilakukan saat masuk dan keluar arena pertunjukan.
Gerak Sundangan
Gerakan bahu dan kepala dengan badan yang membengkok. Bila dilihat, gerakan ini menyerupai sapi atau kerbau yang sedang menyundang.
Gerak Andul
Gerakan yang dilakukan dengan mengayunkan kaki kanan ke depan dan belakang.
Gerak Menthokan
Gerakan yang dilakukan dengan cara berjalan sambil jongkok. Gerakan ini serupa dengan gaya menthok yang berjalan dengan pinggul yang digoyang-goyang.
Gerak Gejoh Bumi
Gerakan yang dilakukan dengan badan yang sedikit membungkuk dan kaki kanan di depan menampak datar. Sementara itu, kaki kiri berada di belakang dengan mengangkat tumit sambil digejoh-gejohkan ke tanah.
Gerak Ngongak Sumur
Dilakukan dengan cara menggerakkan kaki ke depan dan ke belakang. Pada saat kaki kanan bergerak ke depan, mata melihat ke bawah. Saat kaki kanan ke belakang, pandangan mata ke depan. Gerakan ini dilakukan secara berulang.
Gerak Midak Kecik
Dilakukan dengan berjalan mundur dengan ujung kaki menapak terlebih dulu kemudian diikuti dengan tumit.
Gerak Lilingan
Gerakan yang dilakukan secara berpasangan. Adapun gerakan ini dilakukan dengan cara ngiling maju berpapasan.
Gerak Kejang
Dilakukan dengan berjalan, tumit diangkat, dan posisi seperti orang kejang (badan kaku seperti robot).
Nilai-Nilai Moral
Reog Kendang Tulungagung juga memiliki nilai-nilai moral yang terkait dengan kesenian. Kesenian ini menggambarkan tentang arak-arakan prajurit pasukan Kedhirilaya tatkala mengiring pengantin Ratu Kilisuci ke gunung Kelud untuk menyaksikan hasil pengerjaan Jathasura mengenai persyaratan yang diberikan. Dalam tarian ini, nilai-nilai yang terdapat mencerminkan sifat kearifan lokal kesenian tradisional. Kesenian sendiri bersangkutan mengenai proses pemebalajaran dari lingkungan untuk manusia. Dari sebuah pengamatan sosial pola perilaku kehidupan, bisa di proses melalui kesenian atau menyuarakannya lewat kesenian.
Reog Kendang Tulungagung adalah kesenian tradisional yang berbeda dan beragam. Kesenian ini memiliki cerita yang unik dan berbeda dengan kesenian lainnya, serta menggunakan alat musik dan kostum yang khas. Dalam pementasan, penari Reog Kendang akan menari dengan iringan musik dan lagu Jawa, serta menggunakan gerakan-gerakan yang berbeda-beda. Kesenian ini juga memiliki nilai-nilai moral yang terkait dengan kesenian, seperti proses pemebalajaran dari lingkungan untuk manusia. Dengan demikian, Reog Kendang Tulungagung menjadi bagian dari budaya setempat yang harus dilestarikan dan dipertahankan.
Oleh Septia Amanda Nur Wakhida
Dari Mahasiswa UIN SATU TULUNGAGUNG.