Sejarah Benteng Kesultanan Keraton Buton

DEPOKPOS – Indonesia terkenal dengan kekayaan sejarah dan budaya yang tersebar di seluruh penjuru nusantara. Salah satu peninggalan sejarah yang menarik perhatian adalah Benteng Keraton Buton. Benteng ini terletak di Kota Baubau, Pulau Buton, Sulawesi Tenggara. Dibangun pada abad ke-16, Benteng Keraton Buton bukan hanya simbol perlindungan, tetapi juga pusat kekuasaan dan Kebudayaan Kesultanan Buton yang berdiri selama beberapa abad

Kesultanan Buton Didirikan pada awal abad ke-15 oleh Raja Murhum. Sebelum menjadi kesultanan, wilayah Buton merupakan kerajaan yang dipimpin oleh para raja. Seiring perkembangan zaman dan pengaruh Islam, kerajaan ini berubah menjadi kesultanan. Benteng Keraton Buton dibangun pada masa pemerintahan Sultan Buton ke-4, Sultan Dayanu Ikhsanuddin.

Benteng ini dirancang sebagai pusat pemerintahan dan pertahanan dari ancaman luar, khususnya dari serangan bajak laut yang sering mengganggu perdagangan dan kehidupan masyarakat. Selain itu, benteng ini juga berfungsi sebagai tempat tinggal sultan dan keluarganya.

Benteng ini dikenal sebagai salah satu benteng terbesar di dunia dengan luas sekitar 23,375 hektar dan panjang keliling sekitar 2,740 meter. Benteng ini dibangun pada abad ke-16 oleh Sultan Buton III, Sultan Kaimuddin, untuk melindungi Kerajaan Buton dari serangan musuh.

Benteng ini dibangun dengan menggunakan batu kapur dan pasir yang diambil dari daerah sekitar.

Dinding-dindingnya tinggi dan kokoh dengan beberapa pintu gerbang dan bastion (menara pengintai) yang masih berdiri hingga kini.

Di dalam benteng, terdapat berbagai bangunan penting seperti istana sultan, rumah-rumah adat, dan mesjid.

Kehidupan masyarakat di dalam benteng cukup dinamis dengan berbagai aktivitas kebudayaan dan keagamaan yang masih terjaga hingga saat ini.

Pintu gerbang utama benteng, yang disebut dengan “Lawa”, berjumlah 12 buah. Setiap gerbang memiliki fungsi dan nama masing-masing, yang mencerminkan aspek budaya dan tradisi Kesultanan Buton. Salah satu yang paling terkenal adalah Lawa Ogena,

Di dalam kawasan benteng terdapat berbagai bangunan penting seperti Masjid Agung Keraton Buton, tempat ibadah dan pusat kegiatan keagamaan, serta Bangsal Wolio, tempat tinggal sultan dan keluarganya. Selain itu, terdapat juga beberapa rumah tradisional.

Benteng Keraton Buton tidak hanya berfungsi sebagai benteng pertahanan, tetapi juga sebagai pusat kebudayaan dan sosial. Di dalam benteng, berbagai kegiatan tradisional dan upacara adat sering dilaksanakan. Salah satu tradisi yang masih dipertahankan hingga kini adalah “Posuo” atau pingitan, sebuah upacara yang dijalani oleh gadis-gadis Buton.

Selain itu, benteng ini juga menjadi tempat dilaksanakannya upacara pelantikan sultan yang baru. Upacara ini merupakan peristiwa penting yang dihadiri oleh berbagai lapisan masyarakat dan menjadi momen bersejarah yang memperkuat ikatan sosial dan budaya warga Buton.

Saat ini, Benteng Keraton Buton menjadi salah satu destinasi wisata sejarah yang menarik banyak pengunjung, baik dari dalam maupun luar negeri. Keunikan dan keindahan arsitektur serta nilai historisnya menjadikan benteng ini sebagai daya tarik.

Untuk menjaga dan melestarikan peninggalan sejarah ini, pemerintah setempat bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk para ahli arkeologi dan sejarah. Berbagai upaya pemugaran dan perawatan terus dilakukan agar benteng ini tetap terjaga keasliannya dan dapat dinikmati oleh generasi mendatang.

Selain itu, pengembangan infrastruktur pariwisata di sekitar benteng juga terus ditingkatkan. Pengunjung dapat menikmati pemandangan indah dari atas benteng yang menghadap langsung ke laut.

Benteng Keraton Buton adalah simbol kebesaran dan kejayaan Kesultanan Buton yang telah berusia lebih dari empat abad. Sebagai warisan budaya dan sejarah, benteng ini tidak hanya menyimpan cerita masa lalu, tetapi juga menjadi saksi bisu perjalanan panjang masyarakat Buton. Melalui upaya pelestarian dan pengembangan pariwisata, Benteng Keraton Buton terus menjadi kebanggaan.

Dengan keindahan arsitektur, nilai sejarah yang mendalam, dan fungsi sosial budaya yang kaya, Benteng Keraton Buton layak untuk terus dipelihara dan dikenalkan kepada dunia sebagai salah satu kekayaan budaya Indonesia yang luar biasa. Bagi para pengunjung, mengunjungi benteng ini bukan hanya sekedar perjalanan wisata, tetapi juga sebuah perjalanan menelusuri jejak sejarah yang penuh dengan kearifan lokal.

Wahyu Waton Sulistyani

Pos terkait