Antara Psikologi Tasawuf dan Kecerdasan Emosional

DEPOKPOS – Apa kunci keberhasilan Kecerdasan Emosional dalam meningkatkan kesejahteraan hidup? Apakah psikologi tasawuf dapat menjawabnya?

Sebagian dari kita sering kali kesulitan dalam mengelola emosi serta perasaan yang terdapat dalam diri kita,mengapa hal itu bisa terjadi?

Bacaan Lainnya

Dikarenakan kecerdasan emosional yang terdapat di setiap individu berbeda, kecerdasan emosional sangat berpengaruh pada kesejahteraan hidup dan meningkatkan kualitas hidup individu, namun, dengan cara apa kita bisa mendapatkan kecerdasan emosional yang tinggi?

Apakah ada cara yang dapat diikuti selama ini? Artikel ini akan mengulas secara menyeluruh tentang peran penting kecerdasan emosional dalam meningkatkan kesejahteraan hidup serta potensi psikologi tasawuf sebagai cara untuk menemukan solusi dan masalah.

Kecerdasan emosional (EQ) sendiri merupakan suatu kecakapan individu yang dapat dilihat dari kecepatan dan ketepatan mengelola kemampuan dirinya dalam bertindak.

Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak dan rencana seketika untuk mengatasi suatu masalah, kecerdasan emosional merujuk kepada kemampuan mengenali perasaan kita sendiri serta kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain.

Lalu kecerdasan emosional memiliki 5 dimensi yang diungkapkan oleh goleman seorang ahli psikologi untuk teori terkait kecerdasan emosional yaitu, diantaranya adalah kesadaran diri, dimana kesadaran diri merupakan penyadaran dan pemahaman perasaan yang sedang terjadi pada diri dan menjadikannya sebagai panduan untuk mengambil keputusan.

Lalu pengaturan diri, adalah kemampuan mengelola emosi yang mampu berpengaruh positif terhadap tugas dan tanggung jawab yang diembannya.

Kemudian motivasi, adalah memunculkan semangat terdalam untuk dijadikan alat dan senjata meraih cita-cita yang diinginkan, mendorong pengambilan inisiatif, dan bertahan dari keterpurukan dan frustasi akibat kegagalan, selanjutnya bangkit melangkah dengan semangat baru.

Lalu empati, yakni kemampuan memahami perasaan orang lain, mengerti cara pandang orang lain, membangun relasi yang saling percaya, dan mampu beradaptasi serta bersinergi dengan berbagai karakter manusia.

Dan yang terakhir adalah keterampilan sosial, merupakan kemampuan mengelola situasi emosional pada saat berhubungan dengan orang lain, mampu membaca kondisi dengan cermat terhadap jaringan sosial, berinteraksi secara baik di tengah masyarakat.

Pada diskusi ini, melibatkan hubungan antara tasawuf dan psikologi. Beberapa ilmuwan muslim dalam literatur Islam membahas kejiwaan, seperti Al-Ghazali, yang terkenal sebagai ahli tasawuf dan filsafat.

Dalam agama Islam, ilmu tasawuf dipelajari sebagai ilmu kejiwaan, yang disebut sebagai “Tazkiyah nafs”, atau pembersihan jiwa. Tasawuf berasal dari kata “suf”, yang berarti kesederhanaan, “suffah”, yang berarti orang yang sering berada di serambi masjid, “shafa”, yang berarti bersih atau suci, dan “saufi.”

Dengan demikian, tujuan belajar tasawuf adalah untuk membersihkan jiwa dengan menggabungkan berbagai konsep islami yang berasal dari Al-Qur’an.

Pembersihan jiwa, yang mencakup mendekatkan diri dengan Allah SWT, seseorang yang sudah terbiasa bertawakal dan mendekatkan diri dengan Allah senantiasa dapat mengelola perasaan serta emosi dengan baik.

Dengan demikian, pertanyaan mendasar muncul apa kunci keberhasilan kecerdasan Emosional dalam meningkatkan kesejahteraan hidup? Apakah psikologi tasawuf dapat membantu menjawab dalam mencapai tingkatan tersebut?

Dengan menggabungkan dua kajian ilmu tersebut dapat diketahui bahwa tasawuf pada psikologi dapat menemukan upaya apa yang dapat dilakukan untuk mencapai tingkatan kecerdasan emosional, sehingga hal tersebut dapat mencapai kesejahteraan hidup yang baik dengan aspek-aspek yang terdapat di kecerdasan emosional lalu digabungkan dengan pendekatan psikologi tasawuf untuk meningkatkan kecerdasan emosional melalui pengembangan spiritualitas dan karakter yaitu dengan, Tazkiyah Nafs yaitu pembersihan dari hal-hal negatif dalam diri.

Pendekatan diri dengan Allah SWT melalui ibadah dapat mengembangkan kesejahteraan hidup,karena senantiasa hidup dipenuhi rasa tenang akan dukungan dan cinta oleh Allah ,salah satu ibadah yang dapat dilakukan adalah dengan berdzikir dapat melatih ketenangan pikiran dan meningkatkan fokus seseorang.

Hal ini terbukti dengan seseorang yang rutin berdzikir lebih tenang saat menghadapi suatu hal yang menimpa dirinya di berbagai situasi dengan ini dapat membantu seseorang mencapai kesejahteraan hidup.

Lalu selain berdzikir terdapat metode sholawat,sholawat merupakan ungkapan salam dan doa kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai pujian, penghormatan, dan permohonan rahmat dan keselamatan untuk Nabi Muhammad SAW, keluarganya, dan para sahabatnya.

Contohnya Sholawat Nariyah diyakini dapat mendatangkan rahmat dan ampunan dari Allah SWT. Membaca sholawat ini secara rutin dapat membantu menenangkan jiwa, meningkatkan fokus, dan mengontrol emosi.

Keshia Savinka iftinan dan Siti Haliza Noer Sofyan
Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, Jakarta

Pos terkait