Cek Khodam, Budaya Syirik di Tengah Remaja

Oleh: Hana Sheila, Anggota Komunitas Muslimah Menulis (KMM) Depok

Akhir-akhir ini warganet diramaikan dengan fenomena cek khodam di media sosial. Banyak masyarakat yang penasaran dengan apa itu khodam atau hanya sekadar ikutan tanpa tahu makna sebenarnya. Mulanya, fenomena cek khodam ini ramai di media sosial TikTok.

Di platform tersebut, konten kreator menayangkan siaran langsung untuk menerawang khodam milik penonton. Demi mengetahui sang khodam, enggak sedikit, lo, warganet yang rela bergadang. Bahkan, konten seperti ini ramai diserbu warganet.

Khodam dalam bahasa Arab memiliki arti pembantu, penjaga, atau pengawal. Khodam dapat berwujud ghaib seperti hewan, monster bahkan menyerupai manusia. Banyak orang beranggapan khodam merupakan bagian dari diri manusia entah bawaan lahir, ilmu turunan leluhur, bakat alami atau melakukan prosesi tertentu untuk melakukan kontrak atau perjanjian dengan bangsa jin.

Khodam juga dipercaya dapat membentuk kepribadian seseorang, namun bagi orang-orang yang beriman hal tersebut merupakan tipuan setan untuk merusak akidah ketauhidan dan sangat dekat dengan syirik atau menyekutukan Allah SWT.

Ada dua hal penting sebagai penyebab fenomena cek khodam ini marak di masyarakat. Dua masalah tersebut adalah akidah dan tata aturan yang mengatur kehidupan manusia hari ini. Landasan berpikir manusia sangat menentukan perbuatannya dalam menjalani kehidupan.

Untuk permasalahan pertama terkait akidah, Allah SWT memerintahkan manusia untuk senantiasa menjaga kemurnian akidah Islam. Konsekuensi atas hal ini, manusia selayaknya menyandarkan segalanya kepada Allah semata, percaya dengan segala Qodho dan Qodar Allah, bukan yang lain.

Allah juga berfirman bahwasanya tidak mengampuni orang orang yang percaya kepada selain Allah. “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar” (QS an-Nisa’: 48).

Jika khodam sering diasosiasikan sebagai makhluk gaib berupa jin, manusia harus memahami bahwa para jin adalah makhluk ciptaan Allah juga. Kedudukan kita dan mereka sama, Sobat. lantas, apa yang membuat kita harus menyandarkan diri kepada sesama makhluk?

Allah SWT berfirman, “Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan” (QS al-Jin: 6). Atas dasar ini, seharusnya manusia paham hanya Allah SWT yang harus ia takuti dan taati.

Menjamurnya konten yang menyuburkan penyakit TBC (Takhayul, Bidah, dan Churafat) di tengah masyarakat hari ini enggak lepas dari sistem yang mengatur kehidupan hari ini, yakni Sistem sekuler kapitalis yang memisahkan agama dari kehidupan telah menciptakan atmosfer kehidupan yang serba bebas.

Tentu konten cek khodam ini sangat berbahaya terutama bagi remaja, karena menyebabkan di tengah remaja timbul kecemasan dan ketakutan serta mengalihkan fokus dari ibadah. konten tersebut juga mempromosikan berbagai hal yang enggak ada pijakannya sama sekali dalam syariat.

Para pembuat konten khodam ini mungkin melihat peluang viewers yang banyak sebagai sumber cuan atau memang ia mendalami ilmu yang tentu saja sarat dengan kesyirikan. Mereka merasa bebas karena merasa enggak melakukan pelanggaran terhadap tata nilai dalam sistem yang ada.

Terlebih lagi, negara, dalam hal ini penguasa enggak peduli dengan fenomena yang tengah terjadi di masyarakat. Sesungguhnya, di tengah impitan ekonomi dan kesulitan hidup yang dirasakan, masyarakat akan mudah tergoda. Akibatnya, mereka menggantungkan asa pada konten-konten yang berbau TBC di atas.

Kalau dalam Islam, ini merupakan salah satu tugas negara, ya, wajib menjaga akidah rakyatnya agar tetap jernih dan utuh. Bukannya mendiamkan kesyirikan semacam ini atau bahkan memberi peluang. Negara sudah seharusnya menindak setiap konten yang berpotensi mengaburkan akidah rakyat dan bertentangan dengan syariat. []

Pos terkait