DEPOKPOS – Bagaimana mungkin sebuah kitab yang diturunkan 1.500 tahun yang lalu bisa memprediksi fenomena yang baru terjadi di zaman modern ini
Al Quran merupakan salah satu sumber hukum islam pertama selain hadis segala inti ajaran islam termaktub dalam alquran. Bagaimana tidak, sebab alquran merupakan firman allah yang pertama dan terakhir. Allah menjamin kemuliaan alquran dalam sebagaimana firman allah dalam surah al-Hijr ayat 9
اِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَاِنَّا لَهٗ لَحٰفِظُوْنَ
Artinya: “Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur’an melalui perantara Malaikat Jibril yang diragukan oleh kaum kafir itu, dan pasti Kami pula bersama Malaikat Jibril dan kaum mukmin yang selalu memelihara keaslian, kesucian, dan kekekalan-nya hingga akhir zaman.”
Salah satu bukti kemurnian alquran adalah mushaf pertama di masa khalifah utsman bin affan pada tahun 651 H masih tersimpan di uzbekistan. Konsistensi alquran juga terjaga melalui para hafiz yang menghafal alquran tanpa putus dari generasi ke generasi.
Alquran turun pada tahun 610 M, namun kitab suci ini menyimpan keilmuan yang mustahil melampaui masanya sehingga tak mengherankan jika alquran menjadi pintu hidayah bagi mualaf memeluk cahaya islam.
Lalu apa sajakah bukti kebenaran alquran?
Tata surya
Sebagaimana yang kita ketahui dalam ilmu pengetahuan modern matahari dan planet-planet di tata surya berada di dalam garis orbitnya masing-masing. Contohnya bumi berotasi mengelilingi matahari selama 24 jam dan berevolusi 365 hari yang menjadi acuan hari dan tahun kalender masehi.
Namun alquran telah menjelaskan ini terlebih dahuku dalam berbagai ayat-ayat dan dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya. Telah dijelaskan dalam alquran surah al-Anbiya ayat 33 dan surah Yasin ayat 38-40
وَهُوَ الَّذِيْ خَلَقَ الَّيْلَ وَالنَّهَارَ وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَۗ كُلٌّ فِيْ يَّسْبَحُوْنَ
Artinya: “Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing beredar pada garis edarnya”. (Qs.al-Anbiya:33)
وَالشَّمْسُ تَجْرِيْ لِمُسْتَقَرٍّ لَّهَا ۗذٰلِكَ تَقْدِيْرُ الْعَزِيْزِ الْعَلِيْمِۗ – ٣٨
Artinya: “Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan (Allah) Yang Maha Perkasa, Maha Mengetahui”.
وَالْقَمَرَ قَدَّرْنٰهُ مَنَازِلَ حَتّٰى عَادَ كَالْعُرْجُوْنِ الْقَدِيْمِ – ٣٩
Artinya: “Dan telah Kami tetapkan tempat peredaran bagi bulan, sehingga (setelah ia sampai ke tempat peredaran yang terakhir) kembalilah ia seperti bentuk tandan yang tua”.
لَا الشَّمْسُ يَنْۢبَغِيْ لَهَآ اَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا الَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ ۗوَكُلٌّ فِيْ فَلَكٍ يَّسْبَحُوْنَ – ٤٠
Artinya: “Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Masing-masing beredar pada garis edarnya”. (Qs. Yasin :38-40)
Penciptaan manusia
Embrio modern menemukan proses penciptaan manusia terbagi dalam tiga tahap yaitu: pra embrionik, embrionik, dan fetus. Pra embrionik dimulai ketika sperma berkwmbang menjadi zigot kemudian membentuk organ-organ sebagai embrio dan fetus selama kehamilan.
Apakah manusia akan dibiarkan tak terurus bukankah ia hanya setitik mani yang dipancarkan?. Dijelaskan dalam alquran surah al-qiyamah ayat 36-38 dan surah al-Mu’minun ayat 14.
اَلَمۡ يَكُ نُطۡفَةً مِّنۡ مَّنِىٍّ يُّمۡنٰىۙ ٣٧
Bukankah dia mulanya hanya setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim),
ثُمَّ كَانَ عَلَقَةً فَخَلَقَ فَسَوّٰىۙ ٣٨
Artinya: “kemudian (mani itu) menjadi sesuatu yang melekat, lalu Allah menciptakannya dan menyempurnakannya”. (Qs. al-Qiyamah:37-38)
ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظٰمًا فَكَسَوْنَا الْعِظٰمَ لَحْمًا ثُمَّ اَنْشَأْنٰهُ خَلْقًا اٰخَرَۗ فَتَبَارَكَ اللّٰهُ اَحْسَنُ الْخَالِقِيْنَۗ
Artinya: “Kemudian, air mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu sesuatu yang melekat itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian, Kami menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain. Maha Suci Allah, Pencipta yang paling baik”. (Qs. al-Mu’minun:14)
Gunung
Gunung sebagai pasak bumi atau geologi, ilmu geologi telah mengungkapkan bahwa gunung memiliki peran penting sebagai penyeimbang bumi dari goncangan.
Gunung terbentuk melalui proses tumbukan antara lempengan-lempengan raksasa yang membentuk kerak bumi ketika dua lempengan bertabrakan sebagian lempeng tersebut terdorong ke atas membentuk dataran tinggi dan pegunungan dengan adanya gunung ini bumi menjadi lebih stabil dan terhindar dari goncangan besar yang dapat menyebabkan bencana.
Penemuan ilmiah ini ternyata sudah dijelaskan dalam alquran surah al-Anbiya ayat 31
وَجَعَلْنَا فِى الْاَرْضِ رَوَاسِيَ اَنْ تَمِيْدَ بِهِمْۖ وَجَعَلْنَا فِيْهَا فِجَاجًا سُبُلًا لَّعَلَّهُمْ يَهْتَدُوْنَ
Artinya: “ Dan Kami telah menjadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh agar ia (tidak) guncang bersama mereka, dan Kami jadikan (pula) di sana jalan-jalan yang luas, agar mereka mendapat petunjuk”.
Ayat ini menjelaskan bahwa gunung-gunung diciptakan dengan tujuan untuk menjaga kestabilan bumi agar tidak tergoncang selain itu dalam alquran surah an Naba ayat 6-7
اَلَمۡ نَجۡعَلِ الۡاَرۡضَ مِهٰدًا ۙ ٦
Artinya: “Bukankah Kami telah menjadikan bumi sebagai hamparan”.
وَّالۡجِبَالَ اَوۡتَادًا ۙ ٧
Artinya: “Dan gunung-gunung sebagai pasak?”.
Sebagai pasak yang menancap di bumi memberikan analogi, gunung yang berfungsi sebagai pasak yang menjaga stabilitas sebuah tenda.
Pengetahuan ini menunjukan betapa luar biasanya pengetahuan yang terkandung dalam ayat alquran yang sudah mengungkapkan fungsi penting gunung jauh sebelum ilmu pengetahuan modern dapat membuktikannya.
Ini juga menegaskan bahwa pengetahuan dan hikmah alquran melampaui zamannya memberikan panduan dan pemahaman yang mendalam tentang alam semesta kepada umat manusia, dari sini kita mengetahui bahwa sungguh luar biasanya alquran yang telah mengetahui sesuatu sebelum kita ketahui dan maha besar Allah yang telah menata alam semesta dengan seindah ini.
Imas, mahasiswa UIN Jakarta