Psikospiritual Dzikir sebagai Strategi Koping Menuju Ketenangan Jiwa

DEPOKPOS – Kesehatan mental merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia yang mempengaruhi kesejahteraan secara keseluruhan. Dalam konteks ini, berbagai strategi koping telah dikembangkan dan diimplementasikan untuk membantu individu mengelola stres dan mencapai ketenangan jiwa. Salah satu strategi koping yang semakin mendapatkan perhatian adalah pendekatan psikospiritual, khususnya praktik dzikir. Dzikir, yang merupakan praktik pengulangan nama-nama Allah atau ungkapan religius lainnya, dianggap memiliki potensi besar untuk membantu individu mencapai kedamaian batin dan kesejahteraan mental. Artikel ini bertujuan untuk membahas penelitian-penelitian yang telah dilakukan mengenai penggunaan dzikir sebagai strategi koping untuk mencapai ketenangan jiwa agar dapat mengetahui kaitannya dzikir dengan ketenangan jiwa dan kesehatan mental.

Salah satu strategi koping yang mendapatkan perhatian dalam beberapa tahun terakhir adalah pendekatan psikospiritual. Psikospiritual merupakan suatu bidang yang memadukan aspek psikologis dengan spiritual pada kehidupan individu. Psikospiritual juga berhubungan dengan jiwa. Jiwa yang sehat merupakan manifestasi dari akhlak yang terpuji, sebaliknya jiwa yang tercela merupakan dari akhlak yang buruk dan dapat menjauhkan individu dari Allah. Pada penelitian ini akan lebih berfokus pada pendekatan psikospiritual dengan praktik dzikir. Dzikir, yang merupakan praktik pengulangan nama-nama Allah atau ungkapan religius lainnya dalam tradisi Islam, dipercaya memiliki potensi besar dalam membantu individu mencapai kedamaian batin dan kesejahteraan mental. Praktik ini dianggap mampu menenangkan pikiran, meningkatkan konsentrasi, dan memperkuat hubungan spiritual dengan Tuhan.

Ketenangan jiwa adalah kondisi yang dicirikan oleh perasaan damai, bebas dari kecemasan dan stres yang berlebihan. Dalam beberapa dekade terakhir, semakin banyak penelitian yang menyoroti pentingnya strategi koping yang efektif untuk mengatasi tekanan hidup yang semakin kompleks. Strategi koping psikospiritual, yang mengintegrasikan elemen-elemen spiritualitas dalam proses pengelolaan stres, telah terbukti memiliki manfaat signifikan bagi kesejahteraan mental.

Dzikir, sebagai salah satu bentuk strategi koping psikospiritual, memiliki akar yang dalam pada tradisi Islam. Praktik ini melibatkan pengulangan kalimat-kalimat suci dan merupakan bentuk meditasi yang dapat meningkatkan fokus, ketenangan, dan kedekatan dengan Tuhan. Dzikir membantu untuk seseorang membuat persepsi baru dimana ketakutan yang dirasakannya menjadi sebuah keyakinan bahwa ketakutan tersebut akan bisa dihadapi dengan sangat baik karena adanya bantuan dari Allah. Dengan membiasakan untuk berdzikir, maka seseorang akan ada memiliki perasaan yang dekat dengan tuhan, sehingga muncul perasaan aman, percaya diri, merasa kuat dan merasa bahagia. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa dzikir dapat mengurangi tingkat stres, kecemasan, dan depresi, serta meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang berharga bagi praktisi kesehatan mental, peneliti, dan individu yang tertarik pada pendekatan psikospiritual dalam pengelolaan stres dan pencapaian ketenangan jiwa. Selain itu, temuan-temuan ini diharapkan dapat mendorong penelitian lebih lanjut dan pengembangan intervensi yang lebih efektif di bidang ini.

Psikospiritual atau psikoreligi merupakan sebuah istilah yang menggabungkan antara aspek pada psikologis dan spiritualitas untuk bisa memahami kesejahteraan dan kesehatan mental dari individu. Psikospiritual juga dapat dikatakan sebagai suatu terapi dengan fokus pada penanganan masalah yang berkaitan dengan psikologis yang menggunakan keimanan dan spiritualitas pada individu. Psikospiritual berkaitan dengan jiwa seseorang. Jiwa yang sehat merupakan manifestasi dari akhlak yang terpuji, sebaliknya jiwa yang sakit merupakan manifestasi dari akhlak yang buruk sehingga menjauhkan individu kepada penciptanya. Terapi psikospiritual atau psikoreligi ini merupakan upaya pada penyembuhan ataupun pencegahan yang memadukan aspek-aspek agama dismaping terapi lain yang dapat memberikan kekuatan rohani serta sumber dari sebuah koping (Sutinah, 2019). Dalam kajian sufistik, beberapa terapi atau cara yang dilakukan untuk meningkatkan spiritualitas contohnya berpuasa, mengingat tuhan (dzikir), dan berdoa.

Salah satu sakit mental yang banyak dialami oleh individu adalah depresi. Penyebab dari depresi ini muncul karena berbagai faktor, misal trauma dari masa lalu, stress berkepanjangan, dan overthinking yang berulang. Hal tersebut dapat diatasi dengan menggunakan psikospiritual dengan praktik dzikir. Pada penelitian yang dilakukan oleh Ma’rufa et al., (2023) menunjukkan bahwa dzikir dapat menurunkan depresi pada individu. Dzikir memberikan ketenangan dalam hati karena senantiasa mengingat Allah dalam setiap waktu dan merupakan salah satu cara untuk bisa mendekatkan diri kepada Allah. Dengan mendekatkan diri kepada Allah, individu akan lebih yakin dengan kehendak yang Allah berikan sehingga perasaan takut akan tergantikan oleh perasaan yakin bahwa individu berada dalam lindungan dan penjagaan Allah sehingga muncul perasaan aman, merasa kuat, percaya diri dan tentram.

Dzikir merupakan kata yang berasal dari bahasa arab yang artinya mengingat. Secara khusus, dzikir yaitu melafalkan lafal-lafal seperti tasbih, tahlil dan tahmid (Sabarudin, 2023). Dalam sufi sendiri, dzikir merupakan cara untuk menghidupkan hati yang mati karena tidak mengingat akan keagungan Allah. Selain itu, dzikir adalah perhatian yang sepenuhnya kepada Allah dan mengutamakan hanya kepada Dia (Zufriyatun et al., 2021). Dengan berdzikir, individu akan sadar akan kehadiran Allah.

Beberapa dalil yang berkaitan dengan dzikir dalam ayat Al-Qur’an terdapat pada Surat Al-Ahzab ayat 41, Ar-Ra’d ayat 28, dan Al-Baqarah ayat 152. Pada surah Al-Ahzab ayat 41 menjelaskan bahwa berdzikir sangat dianjurkan dilakukan setiap hari atau sebanyak-banyaknya bagi tiap muslim (Maula, 2021). Dalam surah Ar-Ra’d ayat 28 menjelaskan bahwa bahwa dzikir merupakan metode yang berasal langsung dari Tuhan. Dzikir pada ayat ini diartikan sebagai sebuah kehidupan yang bisa menenangkan gejala kejiwaan yang dialami oleh individu (Kamila, 2020). Selain itu, pada surah Al-Baqarah ayat 152 juga menjelaskan bahwa jika umat muslim tekun dalam berdzikir seperti bertasbih, bertakbir, beristighfar, bertahlil maupun berdoa, maka Allah akan memberikan ketentraman hati kepadanya (Darwati, 2022).

Strategi koping merupakan metode yang digunakan seseorang ketika sedang menghadapi suatu stres atau tekanan yang muncul dalam kehidupan sehari-hari. Strategi ini bermanfaat untuk bisa mengatasi dan mengurangi tekanan yang sedang dihadapi dan menjadi mekanisme seseorang untuk bisa bertahan dalam menghadapi tekanan tersebut. Koping ini berkaitan dengan pendekatan secara aktif dan pasif pada metodenya yang mana dapat berbeda-beda pada satu individu ke individu lainnya. Berdasarkan Lazarus dan Folkman, terdapat dua bentuk strategi koping yaitu yang fokusnya pada penyelesaian masalah (problem focused coping) dan pada pengelolaan emosi (emotion focused coping). Pada strategi koping dengan fokus di penyelesaian masalah, individu akan menganalisis setiap situasi yang dapat menimbulkan masalah dan ia berupaya untuk menemukan solusi yang langsung mengatasi masalah tersebut. Sedangkan pada strategi koping yang fokusnya pada pengelolaan emosi, individu akan mengatur reaksi emosional yang akan dikeluarkan pada situasi yang dapat menimbulkan rasa cemas atau merasa tertekan (Marliana et al., 2024).

Dzikir atau mengingat Allah merupakan amalan yang terkait dengan ibadah ritual lainnya. Secara umum, dzikir memiliki arti mengingat Allah, mengagungkan nama Allah, memuji atas kekuasaan Allah, dan berkomunikasi untuk selalu mendekatkan diri pada Allah. Dzikir memiliki manfaat yang signifikan dalam mengatasi berbagai masalah dan meningkatkan ketenangan jiwa, karena dzikir dapat dijadikan sebagai salah satu cara yang dapat digunakan ketika menghadapi keadaan yang menekan dan menimbulkan stress. Dzikir mempunyai banyak manfaat pada aspek spiritualitas, namun dzikir juga sangat berperan dan mempunyai manfaat pada aspek kehidupan sehari-hari, bahkan pada aspek kesehatan, baik kesehatan fisik, maupun kesehatan mental.

Berdzikir dapat mendekatkan diri individu kepada Sang Pencipta yaitu Allah SWT karena dzikir merupakan salah satu tujuan dari ibadah, ketika individu berdzikir, maka akan terasa menenangkan hati dan jiwa karena merasa berada di bawah lindungan dan pengawasan Allah SWT. Berdzikir juga memiliki manfaat pada aspek kesehatan fisik, yaitu mengatasi tekanan darah pada penderita hipertensi. Hal tersebut juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Kumala et al., (2017) menunjukkan bahwa kondisi spiritualitas pasien hipertensi memiliki hubungan dengan kondisi hipertensi mereka. Ketika pasien hipertensi tersebut berdzikir dan menenangkan hatinya, maka perlahan tekanan darahnya mulai kembali normal. Selain bermanfaat pada aspek keagamaan dan kesehatan fisik, berdzikir juga memiliki manfaat pada aspek kesehatan mental manusia. Faktanya, berdzikir dapat mengatasi kecemasan yang dirasakan oleh individu, karena ketika individu merasa cemas dan kemudian berdzikir, proses relaksasi yang terjadi ketika individu berdzikir akan dapat mengurangi ketidaknyamanan yang dirasakan, menenangkan hatinya, dan berfokus kepada Allah karena percaya bahwa Allah akan selalu memberi pertolongan kepada hamba-Nya (Kamila, 2020).

Berdasarkan sudut pandang psikologis, dzikir bisa dianggap sebagai bentuk meditasi yang membantu menenangkan pikiran dan mengurangi stres. Praktik dzikir mengaitkan pengulangan kata-kata atau frasa dengan makna mendalam dan penuh keyakinan sehingga dapat menciptakan efek relaksasi. Berdzikir serupa dengan teknik meditasi dalam tradisi lain yang bertujuan untuk menenangkan pikiran dan tubuh. Selain itu, berdzikir dapat mengatasi masalah psikososial yang dialami oleh individu dapat digunakan sebagai strategi koping atau sebuah cara untuk mengatasi masalah yang membuat individu tertekan dan merasakan stress. Berdzikir juga dapat membuat individu menjadi lebih tenang, memberikan kemantapan batin, dan keteguhan hati ketika memutuskan suatu perkara (Khoria, 2020). Berdasarkan penelitian milik Gunawan et al., (2023) yang menunjukkan bahwa berdzikir merupakan salah satu bentuk emotional focused coping jenis positive appraisal karena berdzikir merupakan salah satu bentuk pendekatan manusia kepada Allah SWT.

Berdzikir memiliki kaitan yang cukup erat dengan kesehatan mental pada aspek psikologis. Dzikir merupakan salah satu terapi psikiatrik yang mempunyai tingkat cukup tinggi dibandingkan dengan psikoterapi pada umumnya. Hal tersebut dapat dibuktikan karena dzikir dapat membantu mengatasi gangguan kejiwaan secara fisik dan psikis, serta membersihkan jiwa dari hal-hal negatif. Dzikir juga dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk mengatasi tekanan stress yang diakibatkan oleh suatu masalah yang dihadapi oleh individu. Berdzikir juga dapat meningkatkan self control dan self acceptance yang baik pada diri individu, karena dengan berdzikir, individu dapat mengontrol diri mereka sehingga menjadi pribadi yang lebih bersyukur atas nikmat yang telah Allah berikan (Amita et al., 2021).

Dzikir juga memperkuat hubungan spiritual seseorang dengan Allah, yang merupakan sumber ketenangan dan kedamaian. Rasa kedekatan dengan Allah dan keyakinan bahwa Allah selalu ada dan mendengarkan memberikan rasa aman dan perlindungan yang mendalam. Dzikir juga memperkuat koneksi spiritual seseorang dengan Allah, yang merupakan sumber ketenangan dan kedamaian. Rasa kedekatan dengan Allah dan keyakinan bahwa Allah selalu hadir dan mendengarkan, memberikan rasa aman dan perlindungan yang mendalam. Pengalaman spiritual ini memberikan fondasi yang kuat untuk mengatasi berbagai tantangan dan tekanan hidup, serta menciptakan ketenangan jiwa yang sejati. Pengalaman spiritual ini memberikan dasar yang kuat untuk menghadapi berbagai tantangan dan tekanan hidup, serta menciptakan ketenangan jiwa yang sejati. Untuk memperoleh manfaat yang optimal, dzikir sebaiknya diintegrasikan dalam kehidupan sehari-hari. Membentuk kebiasaan dzikir secara teratur, baik di pagi hari, sebelum tidur, atau di saat-saat tertentu sepanjang hari, dapat membantu menciptakan pola pikir yang lebih positif dan stabil. Kebiasaan ini juga membantu menjaga keseimbangan emosional dan mental dalam menghadapi situasi-situasi stres.

Dzikir merupakan salah satu strategi psikospiritual dan strategi koping yang menawarkan berbagai manfaat untuk mencapai ketenangan jiwa. Melalui pengulangan kata-kata yang penuh makna dan keyakinan, dzikir membantu menenangkan pikiran, mengurangi stres, dan memperkuat koneksi spiritual dengan Allah. Dzikir yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari memiliki manfaat agar individu dapat membangun fondasi yang kuat baik pada aspek kesejahteraan mental, emosional, dan spiritual. Penelitian ilmiah yang mendukung manfaat dzikir semakin memperkuat posisi dzikir sebagai strategi koping yang efektif dan terpercaya. Berdasarkan ajaran Al-Qur’an, hadis Nabi Muhammad SAW, pandangan ulama, serta dukungan ilmiah dari penelitian terkini, dzikir merupakan praktik yang sangat efektif untuk mencapai ketenangan jiwa dan kesejahteraan mental.

Azra Nurrahmah*, 2) Nabila Salsabila
1,2) Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Pos terkait